ITS Meriset Mobil Hidrogen dengan Alasan Lebih Ramah Lingkungan
Reporter: Wira Utama
Editor: Eko Ari Wibowo
Minggu, 11 Agustus 2019 18:30 WIB
Mobi Antasena FCH 1.0 karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini menggunakan bahan bakar fuel cell atau hidrogen. (ITS)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, JakartaMobil hidrogen atau Fuel Cell Vehicle (FCV) merupakan mobil yang paling ramah lingkungan dibandingkan dengan tiga generasi sebelumnya, seperti teknologi Battery Electric Vehicle (BEV), Plug-in Hybrid (PHEV), dan Hybrid.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau mobil listrik yang sekarang ramai itu (BEV, Plug-In, atau Hybrid) kendalanya adalah penyebaran baterainya (pasca pakai). Baterai mobil listrik itu menggunakan Litium, yang kita tahu berbahaya untuk lingkungan," ujar General Manager Tim Antasena (Mahasiswa ITS), Ghalib Abyan kepada Tempo, Sabtu, 10 Agustus 2019.

Ghalib menyatakan bahwa limbah baterai litium belum bisa dikelolah lebih lanjut atau recycle. Sekarang ini para ilmuan dan inovator, kata dia masih mencari tahu bagaimana mengatasi persoalan tersebut.

"Tesla aja masih cari tahu dan membuka proyek besar-besaran kepada masyarakat, siapa yang bisa mengolah limbah baterai,"ujar dia.

Meski demikian, kata Ghalib, pada dasarnya emisi yang dikeluarkan dari mobil listrik dan mobil hidrogen tetap nol emisi. Namun dalam hal tertentu, menurut dia penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar mobil fuel cell adalah pilihan terbaik. Sebab ketersediaannya tidak terbatas dan masuk dalam kategori bahan bakar terbarukan.

Penggunaan hidrogen tidak memberikan sumbangan terhadap masalah lingkungan seperti efek rumah kaca, hujan asam, dan kerusakan lapisan ozon.

Menurut Ghalib, program Protokol Kyoto yang mengamanatkan industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil bisa terwujud.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi