Gooto Keliling Solo Naik Prototipe Esemka Bima 2012, Masih Jos
Reporter: Dinda Leo Listy (Kontributor)
Editor: Wawan Priyanto
Selasa, 10 September 2019 22:05 WIB
Prototipe Esemka Bima rakitan siswa SMK N 2 Surakarta tahun 2012. 10 September 2019. TEMPO/Dinda Leo Listy
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Solo - "Kok Anda sudah punya mobil Esemka?" kata seorang lelaki berkaca mata hitam sembari membuka kaca mobilnya saat berhenti di simpang empat Manahan, Kota Surakarta, ketika lampu lalu lintas menyala merah pada Selasa, 10 September 2019.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Belum sempat kami menjawab, pengemudi mobil bernomor polisi H (wilayah Semarang) itu mencerocos, "bukannya mobil Esemka baru diluncurkan kemarin? Kok yang ini sudah agak buluk," kata lelaki itu sambil tertawa. 

Dwi Budhi Martono yang akrab disapa Totok, 56 tahun, mengemudikan mobil Esemka Bima Prototipe. Mobil prototipe itu hanya ada dua, satu lagi dimiliki oleh seorang guru SMK di Riau. 10 September 2019. TEMPO/Dinda Leo Listy

Dwi Budhi Martono yang akrab disapa Totok, 56 tahun, si empunya mobil Esemka Bima yang ditumpangi Gooto pada sore itu, hanya melempar senyum sembari bergegas memasukkan presneling setelah lampu hijau menyala.

Semula Gooto mengira lelaki itu adalah teman atau saudara Totok yang kebetulan berhenti di persimpangan jalan yang sama. 

Simak video perakitan mobil Esemka di Pabrik Boyolali:

"Sudah tak terhitung lagi berapa kali saya ditanya seperti itu kalau lagi di jalan. Saya cuma senyum saja, terlalu panjang kalau harus menjelaskan di jalan," kata Totok, guru teknik otomotif SMK Negeri 2 Surakarta, yang dikenal sebagai salah satu inisiator mobil Esemka itu.

Totok adalah satu dari dua orang yang memiliki mobil Esemka Bima generasi pertama yang selesai dirakit pada 2012. Adapun satu mobil lagi yang sejenis dimiliki rekannya yang juga berprofesi sebagai guru di salah satu SMK di Riau. 

"Teman saya itu dulu memaksa beli kembarannya mobil ini karena saking bangganya dengan produk karya anak-anak SMK," kata Totok sembari menyetir, mengajak Gooto berkeliling untuk merasakan pengalaman menumpang mobil Esemka generasi pertama.

Seperti diketahui, mobil Esemka tipe pikap yang diberi nama Esemka Bima baru diluncurkan pada Jumat pekan lalu bersamaan dengan peresmian pabrik PT Esemka di Boyolali oleh Presiden Joko Widodo. 

Simak video prototipe mobil Esemka di Pabrik Boyolali:

Bedanya, Totok mengatakan, mobil Esemka Bima yang baru diluncurkan itu memiliki kapasitas mesin yang lebih besar (1.200 cc - 1.300 cc), menggunakan suku cadang yang lebih berkualitas karena melalui proses quality controlyang ketat , dan dirakit di pabrik yang menggunakan teknologi tinggi.

Sedangkan mobil Esemka Bima milik Totok adalah prototipe mobil Esemka Bima yang dirakit secara manual oleh para siswa SMK pada 2012 lalu. Kapasitas mesinnya lebih kecil (1.100 cc) dan tampak lebih rendah karena menggunakan velg ring 13. 

"Esemka Bima yang baru terlihat gagah karena pakai ring 14. Sasisnya beda, desain bodinya beda, interiornya juga beda. Jelas lebih bagus yang hasil pabrikan lah. Kalau mobil ini kan bisa dibilang buatan tangan (handmade). Tapi mobil ini bersejarah" kata Totok sambil tersenyum.

Cikal bakal Esemka

Totok mengatakan, cikal bakal berdirinya PT Esemka berawal dari program teaching factorydari Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2007. Pada masa itu, ada lima SMK yang ditunjuk sebagai pengawal program di bidang otomotif. 

"Lima SMK itu adalah SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMK Warga Surakarta, SMK Muhammadiyah 2 Borobudur, dan SMKN 1 Singosari Malang Jawa Timur," kata Totok.

Setelah melalui serangkaian proses kerja merakit mobil yang melibatkan para siswa SMK, PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) didirikan pada 2010. Pada masa itu, PT Esemka yang dirintis oleh sejumlah guru SMK itu sudah membuat sejumlah prototipe mobil tipe SUV (Sport Utility Vehicle) dan kabin ganda (double cabin).

SUV Esemka Rajawali generasi pertama yang pernah dipopulerkan Joko Widodo saat masih menjabat Wali Kota Solo. Mobil itu kini terparkir di garasi SMKN 2 Surakarta Jurusan Otomotif. 10 September 2019. TEMPO/Dinda Leo Listy

Mobil tipe SUV itu diberi nama Esemka Rajawali. Sedangkan mobil kabin gandanya diberi nama Esemka Digdaya. Salah satu mobil SUV Esemka Rajawali itu pernah digunakan Joko Widodo sebagai mobil dinas semasa masih menjabat Wali Kota Surakarta. 

Setelah melalui serangkaian proses penyempurnaan, mobil Esemka yang semula gagal saat pertama diuji kelayakannya di Jakarta pada 2010 itu akhirnya dinyatakan lolos dan mendapatkan SRUT (Surat Registrasi Uji Tipe) dari Kementerian Perindustrian pada 2012.

Logo pada Prototipe Esemka Bima buatan tahun 2012. Mobil ini dirakit oleh anak-anak SMK Negeri 2 Surakarta. 10 September 2019. TEMPO/Dinda Leo Listy

"SRUT itu salah satu syarat untuk mendapatkan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor). Sebab, SRUT itu menyatakan ihwal kelayakan jalan," kata Totok. 

Karena PT Esemka hanya memiliki izin produksi dan tidak memiliki izin penjualan, Totok berujar, BPKB sejumlah mobil SUV dan kabin ganda itu kemudian diatasnamakan PT Esemka sebagai kendaraan operasional. 

Setelah itu baru dijual. Pembelinya tinggal mengurus balik nama BPKB-nya. Jadi mereka tidak membeli produk PT Esemka, tapi membeli bekas aset PT Esemka. Sah-sah saja," ujar Totok.

Adapun dua prototipe mobil Esemka Bima, yang salah satunya kini digunakan Totok untuk aktivitas sehari-hari, baru dirakit pada 2012 setelah PT Esemka mempertimbangkan mahalnya ongkos perakitan mobil SUV dan kabin ganda.

Video test drive Esemka Bima terbaru di Pabrik Esemka: 

Menurut Totok, sebagian mobil Esemka tipe SUV dan kabin ganda generasi pertama itu kini dimiliki oleh sejumlah orang. 

"Ada banyak (tanpa menyebutkan jumlah pastinya). Pak Insinyur Djoko Kirmanto itu yang pertama kali beli, satu unit SUV Rajawali R2, lebih kecil dari Esemka Rajawali yang pernah dipakai Pak Jokowi. Kalau yang dipakai Pak Jokowi itu kan prototipe pertama," kata Totok.

Sejumlah guru SMK juga membeli mobil Esemka tipe SUV generasi pertama. "Bu Eni dari SMK Tunas Harapan Pati punya dua unit, Pak Dikin, mantan kepala SMK 2 Wonogiri juga punya satu, Yang dari Jawa Timur juga banyak, seperti Kediri dan Malang," kata Totok.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi