Kaleidoskop 2019: Peresmian Esemka hingga General Motors Hengkang
Reporter: Gooto.com
Editor: Wawan Priyanto
Sabtu, 28 Desember 2019 13:58 WIB
Esemka Bima 1.3. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Otomotif nasional mencatat beberapa hal penting sepanjang 2019. Tempo merangkum beberapa peristiwa yang membuat pemberintaan otomotif di Indonesia viral. Mulai dari regulasi mobi listrik, peresmian mobil Esemka, hingga berita mengejutkan yakni General Motors hengkang dari Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perpres Kendaraan Listrik

Lama ditunggu, regulasi kendaraan listrik akhirnya ditandatangani Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada 5 Agustus 2019. Perpres kendaraan listrik tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Jokowi mengatakan dengan adanya Perpres ini, para pelaku industri otomotif dapat terdorong untuk merancang dan mempersiapkan pembangunan industri mobil listrik di Indonesia. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan aktif memberikan insentif fiskal untuk mengembangkan kendaraan berbasis baterai listrik.

"Jika kita berbicara tentang kendaraan berbasis baterai, industri penunjangnya juga menjadi penting. Dan ini mendapatkan percepatan program bagi kendaraan listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan," kata Sri Mulyani.

Beberapa insentif yang sudah dirancang dalam Perpres mobil listrik mencakup kendaraan yang masuk secara incompletley knockdown (IKD) dan Completley knockdown (CKD).

Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kanan) melihat mobil listrik Ezzy II milik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) saat peresmian Jalan Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) seksi IB, seksi II, dan seksi III di gerbang Tol Warugunung, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (19/12). Jalan Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) yang diresmikan yaitu seksi IB Sepanjang-WRR (4,3 KM), seksi ll WRR-Driyorejo (5,1 Km), dan seksi III Driyorejo-Krian (6,1 Km). ANTARA FOTO/Umarul Faruq

"Diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk upaya mendorong pertumbuhan industri itu sendiri di dalam negeri dan meningkatkan lokal nya," ujar dia.

Selanjutnya ada pengurangan atau penghapusan pajak (tax holiday), untuk kendaraan industri listrik yang terintegrasi dengan industri baterainya.

“Ketiga, tax allowance, untuk industri suku cadang, aksesori kendaraan, dan industri komponen kendaraan lainnya," ujarnya.

Selanjutnya Keempat, pemerintah juga akan menanggung bea masuk, artinya bea masuk tidak dibayar oleh industri, khusus untuk sektor kendaraan listrik yang mendapat fasilitas bebas bea masuk dari pemerintah tersebut dan juga untuk bahan baku dan bahan pembantu untuk produksinya.

"Kita juga memberikan kemudahan impor untuk kebutuhan ekspor, tadi sudah disampaikan keinginan ekspornya menjadi 250 menjad 500 menjadi 750 menjadi 1 juta. Saya berharap, industri otomotif itu benar-benar ekspornya mencapai 1 juta kendaraan," lanjut Sri Mulyani.

"Insentif lain kita akan berikan dalam dukungan infrastruktur seperti pembuatan peralatan stasiun pengisian listrik umum karena kan orang tidak ke SPBU tapi ke SPLU," ujarnya.

Mobil Esemka Diluncurkan

Pada 6 September 2010, pabrik perakitan mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah, diresmikan Presiden Joko Widodo. Di saat bersamaan, Jokowi juga meluncurkan dua varian Esemka yakni Esemka Bima 1.3 dan Esemka Bima 1.2. Keduanya mengisi segmen pikap.

Tempo.co mendapatkan kesempatan istimewa saat secara tidak sengaja masuk ke dalam pabrik perakitan. Tempo.co yang melaporkan langsung peresmian pabrik ini dari Boyolali, sempat ‘diusir’ Paspampres saat hendak mengikuti presiden keluar dari tempat peresmian. Petugas menghalau wartawan Tempo untuk masuk ke sebuah ruangan, dan ternyata ruangan itu merupakan tempat untuk merakit mobil Esemka. Video tempat perakitan ini kemudian viral di YouTube.

Video perakitan mobil Esemka di Boyolali:

Tempo juga mendapatkan kesempatan istimewa sebagai salah satu media pertama di Indonesia yang berhasil mencicipi Esemka Bima di sekitar pabrik. Rasanya, ya seperti mengendarai mobil pikap pada umumnya.

Pabrik ini berdiri di atas lahan seluar 115.000 meter per segi dengan luas bangunan 12.500 meter per segi. Tanah itu disewa untuk jangka waktu selama 30 tahun. 

Pabrik ini dilengkapi dengan ruang pamer, pengecatan, perakitan kendaraan, perakitan mesin, pengetesan mesin, pengetesan kendaraan, dan inspeksi. Nilai investasi pabrik ini mencapai Rp 600 miliar.

Saat menghadiri pameran industri komponen di Kementerian Perindustrian Ri di Jakarta pada 13 Agustus 2019, Presiden Direktur Esemka Eddy Wirajaya menyampaikan bahwa investasi pabrik mobil Esemka seluruhnya murni swasta nasional. "Tidak ada campur tangan perusahaan asing. Investasinya 100 persen Indonesia," ujarnya ketika itu.

Video eksklusif impresi pertama jajal Esemka Bima: 

Eddy mengklaim Esemka sampai saat ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan lokal untuk pengadaan suku cadang kendaraan seperti ban, velg, kaca, accu, altenator, starter, filter-filter, jok, grill, knalpot, van belt, bak kargo, tangki bahan bakar, chassis, dan per daun.

Rantai pasokan suku cadang nasional kendaraan bermotor roda empat kepada Esemka ini diharapkan memiliki kontribusi dalam mendorong pertumbuhan industri komponen kendaraan bermotor roda empat yang pada akhisnya dapat pula mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara nasional.

Berita peluncuran mobil Esemka menempati trending atau terpopuler di Tempo.co selama beberapa pekan. Juga menjadi trending di jagat maya. Mobil Esemka identik dengan muatan politik setelah dipopulerkan Jokowi saat masih menjabat Wali Kota Solo.

Video deretan mobil Esemka di Boyolali, ada yang antipeluru dan mobil listrik: 

Mobil itu kemudian disebut banyak pihak sebagai kendaraan politik Jokowi. Presiden sendiri telah membantah memanfaatkan Esemka sebagai kendaraan politiknya. Dengan tegas Jokowi mengatakan bahwa Esemka merupakan perusahaan swasta yang berdiri sendiri. Satu hal yang penting, Jokowi mengingatkan Esemka berupakan brand lokal karya anak bangsa.

General Motors Hengkang

Kabar mengengejutkan datang General Motors menjelang akhir tahun 2019. Pabrikan asal Amerika Serikat itu memutuskan untuk menghentikan penjualan mobil Chevrolet di Indonesia mulai Maret 2020.

General Motors melalui brand Chevrolet merupakan salah satu pemain yang cukup lama bermain di pasar otomotif Indonesia. Bahkan sempat memiliki pabrik perakitan di Indonesia yang akhirnya dijual.

Meski menghentikan penjualan Chevrolet, General Motors mengklaim tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan purnajual kepada konsumen di Indonesia. Komitmen pelayanan itu termasuk untuk garansi kendaraan yang dibeli.

General Motors menyusul kompatriotnya, Ford, yang lebih dahulu memutuskan untuk mundur dari pasar otomotif di Indonesia.

Eskpor perdana Wuling Almaz ke Thailand, Brunei Darussalam, dan Fiji. Pelepasan ekspor dilakukan di Pabrik Wuling di Cikarang, Bekasi, 25 September 2019. (Wuling)

Namun demikian, General Motors sebenarnya tak sepenuhnya hengkang dari Indonesia. Di Tanah Air, General Motors masih memiliki bisnis penting meskipun secara tidak langsung. Bisnis itu ada di Wuling Motors Indonesia. Ya, General Motors merupakan memiliki kerja sama dengan SAIC Group, induk Wuling di Cina.

Kuat dugaan, General Motors memberikan ‘kue’ kepada Wuling untuk menguatkan bisnisnya di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari lahirnya Wuling Almaz yang merupakan copy paste dari Baojun 530 yang dipasarkan di Cina. Wuling Almaz ini kemudian di-rebadge menjadi Chevrolet Captiva dan kemudian diekspor ke Thailand dan Fiji.

Besar kemungkinan pabrik Wuling di Cikarang akan menjadi basis produksi produk General Motors untuk pasar ASEAN dan Ocenia seperti yang dilakukan pada Wuling Almaz.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi