
otomotif
Setelah dua tahun, Si Macan disegarkan kembali. Dari depan, sosoknya bikin pangling. Lampu berdesain asimetris itu mengingatkan model lampu motor besar Eropa. Begitu pula model visor yang tak simetris.
"Tren di Eropa memang seperti itu," kata Sigit Kumala General Manager Marketing Promotion & Development Division PT Astra Honda Motor (AHM), di sela-sela peluncuran New Tiger, di Hard Rock Cafe, Jakarta, kemarin.
Lampu belakang juga ikut diganti. Kini Tiger anyar sudah mengadopsi lampu LED/light emitting diode. Sayap tangki (shroud) tampil lebih ramping dibanding Tiger Revo 2006. Sedikit ubahan juga dilakukan pada muffler heat protector dan panel spidometer.
Selebihnya, Tiger anyar itu masih mengandalkan mesin 200cc seri GL, sama persis seperti Tiger generasi pertama 15 tahun lampau. Peluncuran Tiger baru itu sekaligus menepis rumor yang menyebutkan motor itu menggotong mesin 250cc.
Kenyataan itu setidak nya memupus harapan Stephen Langitan. Anggota Bro Bikers, klub elit pengguna Honda Tiger di Jakarta, itu, berharap New Tiger yang diluncurkan AHM mengalami perubahan dapur pacu.
"Ternyata masih menggunakan mesin lama 200cc," kata pemilik Ducati ST itu sambil tersenyum kecut.
Bisa jadi, kekecewaan tidak hinggap pada Stephen seorang. Di jagat maya:blog dan milis, ramai berkumandang suara biker yang menginginkan Tiger bertambah kapasitas mesin dari 200 cc ke 250 cc. "Itu masih kita pelajari kemungkinannya," kata Johannes Loman, Direktur Pemasaran AHM, menjawab pertanyaan se jumlah jurnalis.
Menurut Miki Yamamoto, Presiden Direktur AHM, sebenarnya Honda mempunyai basis mesin dari 200 cc hingga 350 cc, untuk model sport kecil. Namun dengan pertimbangan balancing, antara harga dan permintaan pasar, maka pabrikan memutuskan tetap menggunakan mesin 200 cc.
AHM memasarkan Tiger baru seharga Rp 24 juta, on the road DKI Ja karta. "Jika menggunakan mesin 250 cc harganya akan jauh lebih mahal," kata Yamamoto.
Dalam hal ini, setidaknya AHM bermain aman.
Dalam artian, mesin 200 cc seri GL itu tak bakal menyedot investasi besar karena tak perlu melatih ribuan mekanik Honda di seluruh Indonesia. Bayangkan, besarnya investasi yang harus dikeluarkan AHM, jika, misalnya Tiger berganti mesin yang benar-benar baru.
Setidaknya, untuk saat ini, 23 ribu anggota dari 150 klub Tiger di seluruh Indonesia, dan penggemar motor tipe sport Honda, harus lebih bersabar. Jangan terlalu banyak berharap Tiger ganti mesin dalam waktu dekat. Nikmati saja dulu jubah baru Si Macan. Atau pindah ke lain hati? Keputusan akhir berada di tangan konsumen.
Koran Tempo