Nissan Menggunakan Bahan Khusus untuk Mengurangi Emisi Karbon
Reporter: Gooto.com
Editor: Rafif Rahedian
Senin, 24 Januari 2022 16:00 WIB
Di tahun 2021, Nissan ikut juga meramaikan pasar mobil listrik di Indonesia dengan meluncurkan The All New Nissan Leaf. Mobil tersebut dibekali dengan baterai lithium-ion 40 kWh yang memungkinkan The All-New Nissan LEAF dapat menempuh jarak sejauh 311 km dalam sekali pengisian daya (charging). nissan.co.id
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, JakartaNissan dilaporkan memiliki tujuan untuk mencapai netralitas karbon pada 2050 mendatang. Maka dari itu, produsen Jepang itu mencoba bekerja sama dengan Institut Teknologi Tokyo untuk mengembangkan bahan baru yang membantu mengurangi emisi karbon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahan baru tersebut diberi nama photon upconversion (UC) dan diklaim dapat meningkatkan efisiensi fotosintesis buatan yang akan memecah air menjadi oksigen dan hidrogen. Nissan bertujuan untuk menggunakan hidrogen ini dengan CO2 untuk menghasilkan senyawa mentah.

Hasilnya, senyah mentah seperti olefin untuk resin bakal muncul dan akan digunakan di mobil Nissan pada masa mendatang. Teknologi ini pun dianggap bisa membantu Nissan untuk mengurangi ketergantungan kendaraan pada bahan bakar fosil.

Menurut laporan Hindustan Times hari ini, Senin, 24 Januari 2022, Nissan mengklaim UC solids yang baru dikembangkan itu dapat mengubah long-wavelength light menjadi short-wavelength light. Dengan begitu, bahan ini bisa digunakan dalam berbagai aplikasi fotosintesis buatan.

Pada 2030-an, Nissan bertujuan untuk menawarkan semua produk barunya sebagai kendaraan listrik di pasar-pasar utama. Maka dari itu produsen mencoba untuk mengekstraksi bahan mentah secara berkelanjutan dari kendaraan yang masa pakainya berakhir dengan sumber daya lain yang dapat didaur ulang.

Terlepas dari itu, Nissan sendiri sebelumnya telah siap beralih ke era mobil listrik dalam lima tahun ke depan. Dalam usahanya mendorong elektrifikasi tersebut, produsen asal Jepang ini diketahui akan mengucurkan dana sebesar Rp 253 triliun.

Perusahaan memang tengah berniat untuk memproduksi lebih dari setengah jajaran kendaraan globlanya dengan tenaga baterai atau hibrida pada 2030. Bahkan Nissan mengatakan bahwa visi jangka panjangnya adalah meluncurkan kendaraan listrik dengan baterai solid-state pada 2028.

Baca: Melihat Modifikasi Lamborghini Gallardo Tanpa Atap, Hanya Tersedia 15 Unit

HINDUSTAN TIMES

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi