Menperin Jawab Kritikan Anies Baswedan Soal Insentif Kendaraan Listrik
Reporter: Antara
Editor: Rafif Rahedian
Rabu, 10 Mei 2023 06:00 WIB
Pemudik mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PT PLN (Persero) di Rest Area KM 130A Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Indramayu, Jawa Barat, Minggu 16 April 2023. PLN menyediakan sebanyak 616 unit SPKLU di 237 lokasi, mulai dari jalan tol hingga di pelabuhan dengan tiga jenis pengisian daya, seperti medium charging, fast charging, hingga ultrafast charging untuk melayani pengguna kendaraan listrik pada arus mudik dan arus balik Lebaran 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan jawaban terkait kritikan Anies Baswedan soal kebijakan insentif kendaraan listrik yang dianggap kurang tepat sasaran. Karena menurut sebagian publik, aturan itu justruj menambah kemacetan dan berisiko menambah emisi karbon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agus menilai pengembangan kendaraan listrik tidak boleh dilihat dari satu sisi saja, melainkan secara menyeluruh. Menurut Menperin, ada beberapa hal positif yang didapatkan dari pembangunan industri electric vehicle (EV) di Indonesia.

“EV ini kan pada dasarnya untuk mengurangi emisi. Sebagai komunitas global, kita punya komitmen zero emisi pada 2060. Ini bagian yang tidak terlepaskan dari upaya kita untuk itu,” ujar dia, dikutip Tempo.co dari Antara hari ini, Rabu, 10 Mei 2023.

Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa pengembangan industri kendaraan listrik juga akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat Tanah Air. Selain itu, Indonesia juga bisa memanfaatkan program hilirisasi nikel yang tengah dijalankan pemerintah.

“Jadi kalau kita melihat pengembangan industri EV itu jangan dilihat dari satu faktor saja tapi faktor secara utuh, harus kita lihat karena ekosistem itu juga kita bentuk dan manfaat serta tujuan yang saya sampaikan tadi, tidak bisa dilihat dari satu faktor saja,” kata dia.

Sebagai informasi, kritikan pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik datang dari Anies Baswedan. Dirinya mengkritik aturan insentif kendaraan listrik, dan menilai bahwa subsidi bukan solusi masalah lingkungan hidup.

Anies mengatakan emoisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi dari emisi karbon bus berbahan bakar bensin. “Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak sementara mobil (listrik) memuat orang sedikit,” kritik dia.

"Jadi yang didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa kita mengarahkan agar sumber daya yang dimiliki negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak, bukan semata-mata mendapatkan perhatian dalam percakapan sosial media," tutup Anies.

Pilihan Editor: Modal Penting Nick Cassidy Taklukkan Formula E Jakarta Usai Juara di Monako

ANTARA

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi