Tesla Tunda Investasi di Indonesia Gara-gara Ekspansi Mobil Cina, Neta Bilang Begini
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Jumat, 24 Mei 2024 10:00 WIB
Logo Neta. (Gooto/Rafif Rahedian)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - PT Neta Auto Indonesia mengomentari perihal Tesla yang menunda investasinya di Tanah Air akibat ekspansi besar-besaran mobil listrik Cina di Indonesia dan dunia. Menurut Neta Indonesia, pabrikan Cina masih yang terbaik di pasar otomotif Tanah Air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Jadi kami Neta sebagai brand Cina tentu saja melihat pasar Indonesia dengan Cina masih yang terbaik. Dengan teknologi tinggi, ada banyak pilihan, kami melihat adanya future yang baik di Indonesia, tentunya untuk mendukung lingkungan hijau di indonesia," kata Managing Director Neta Indonesia Jerry Huang dalam Konferensi Pers Grand Launch Neta V-II di Jakarta, Rabu, 22 Mei 2024.

Elon Musk sempat mengaku khawatir jika mobil Cina bisa menjadi market leader di pasar otomotif global. Ekspansi besar-besaran pabrikan mobil listrik Tiongkok disebut menjadi ancaman nyata bagi Tesla dan pabrikan otomotif lainnya.

Pada 2023, Tesla harus mengakui keunggulan penjualan dari mobil listrik Cina, BYD. Mobil listrik tersebut cukup laris bahkan mulai melakukan ekspansi ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Elon Musk juga mengklaim produsen mobil Cina juga dapat menghancurkan lawan globalnya. Namun hal tersebut tidak terjadi jika negara-negara lain menerapkan hambatan untuk masuknya gelombang mobil listrik Cina.

"Perusahaan mobil Cina adalah yang paling kompetitif dan akan meraih kesuksesan signifikan di luar Cina, tergantung pada jenis tarif atau hambatan perdagangan yang diterapkan," kata Elon Musk, dikutip dari Reuters hari ini, Jumat, 24 Mei 2024.

"Jika tidak ada hambatan perdagangan, maka hal ini akan menghancurkan sebagian besar perusahaan mobil lain di dunia. Mereka sangat bagus," ucapnya menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan alasan Tesla masih enggan berinvestasi di Indonesia. Pertimbangan pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat ini adalah terkait suplai kendaraan listrik Cina yang berlebih.

"Kelihatan EV Cina oversupply, harganya Cina lebih murah dari mereka, jadi dia (Elon Musk) masih menunggu beberapa waktu untuk berpikir investasi di mana pun," kata Luhut, dikutip dari situs berita Antara.

Bahkan, Luhut mengatakan bahwa Tesla telah mengurangi produksi di pabrik mereka yang berada di Meksiko dan Jerman. Langkah ini dilakukan Elon Musk dengan mempertimbangkan kondisi pasar otomotif dunia.

Pilihan Editor: Rasanya Menjajal Tank 500, Mobil Hybrid GWM Seharga Rp 1,19 Miliar

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi