Ada Menteri Minta TKDN Dihapus, Menperin Bilang Begini
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Jumat, 31 Mei 2024 11:00 WIB
Minister of Industry Agus Gumiwang Kartasasmita at the business forum during the 23rd National Meeting of the Industrial Estates Association (HKI) in Bali on Thursday (September 21, 2023). ANTARA/HO-Ministry of Industry.
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menanggapi soal ada seorang menteri yang meminta agar kebijakan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dihapuskan. Menurut Agus, TKDN ini menjadi instrumen kunci untuk menumbuhkan industri nasional, bersamaan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kita tidak boleh lupa mengenai prinsip-prinsip TKDN. Prinsip pertama, TKDN mendorong dan menumbuh-kembangkan investasi, kedua, TKDN menumbuhkan pohon-pohon industri yang masih kosong, ketiga, TKDN memperluas nilai tambah," kata Agus Gumiwang, dikutip dari Antara hari ini, Jumat, 31 Mei 2024.

Agus sepakat bahwa TKDN ini harus dievaluasi dalam hal threshold (standar) atau tata cara penerapan nilai TKDN untuk sejumlah industri. Misalnya, sekarang dianggap ada threshold TKDN yang terlalu tinggi yang belum mungkin untuk bisa dicapai seperti photovoltaic.

"Ini harus disesuaikan (adjust) yang selama ini threshold TKDN-nya terlalu tinggi, maka kita harus sesuaikan dengan menurunkannya," ujarnya.

Kemudian, Menperin juga mengatakan bahwa ada komoditas atau produk yang threshold TKDN-nya masih terlalu rendah, yang artinya harus dinaikkan. Dia menilai harus dilakukan evaluasi dengan menyesuaikan threshold TKDN, bukannya menghapus kebijakan TKDN tersebut.

Sebelumnya, Agus Gumiwang mengatakan bahwa ada seorang menteri di Kabinet Indonesia Maju yang meminta agar kebijakan TKDN dihapus karena dinilai usang. Menteri itu menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas para menteri dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Pilihan Editor: Bikin SIM Sekarang Tak Bisa Lewat Calo, Wajib Ikut Ujian Praktik

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi