Ananta Bagas Rinarta, Ketua Tim Rajawali kepada Tempo mengatakan tim yang mulai dbentuk pada bulan April yang lalu itu ingin memecahkan rekor SEM yang pertama kali di Prancis 1985 yang menghasilkan mesin dengan kemampuan laju 3371 kilometer untuk 1 liter bahan bakar.
“Meskipun sampai saat ini belum dilakukan uji coba tapi kami mentargetkan bisa melampaui rekor Sem pertama yang ada di Prancis itu. Minimal mesin yang kami ciptakan bisa mencapai 3200 kilometer untuk 1 liter bahan bakar,” ujar Ananta di Jakarta, Jumat (14/08).
Mahasiswa tingkat empat teknik mesin ITB ini menyebutkan untuk kompetisi SEM Juli 2010 mendatang timnya akan menggunakan mesin Honda GX 50 cc dengan sistem induksi atau pembakaran injeksi.
“Tetapi kami menggunakan sistem teknologi hibrid secara mekanik. Sehingga mampu menyimpan tenaga secara mekanis dan bila mesin ada gangguan maka tenaga ini digunakan untuk memacu kendaraan,” tandasnya.
Memang, hingga saat ini percobaan belum rampung. Namun demikian Ananta mengatakan mulai Januari 2010 mendatang intensitas uji coba akan mulai ditingkatkan.
Sementara itu Darwin Silalahi, Country Chairman dan Presiden Direktur PT Shell Indonesia mengatakan pihaknya optimistis tim Indonesia mampu memenangi kompetisi ini, mengingat secara konseptual, teori, maupun kemampuan mahasiswa Indonesia tidak kalah dengan peserta dari negara lain.
“Kami yakin mahasiswa Indonesia mampu menjawab tantangan masa depan ini apalagi solusi untuk menghadapi persoalan energi dan lingkungan sudah sangat mendesak dilakukan,” tuturnya.
Darwin menyebutkan pada 2050 mendatang diperkirakan jumlah kendaraan 2 miliar unit ata dua kali lipat dari jumlah yang ada saat ini. “Pada saat itu konssumsi bahan bakar tentu juga akan menjadi beban tersendiri. Oleh karena itu melalui SEM anak muda diharapkan dapat membantu dunia untuk menghadapi persoalan kebutuhan energi di masa depan,” tutupnya.
ARIF ARIANTO