
TEMPO/Gunawan Wicaksono
“Kalau dilihat dari jumlah pengunjung masih sama dengan sebelum bulan puasa. Rata-rata 10 sampai 15 pelanggan per hari. Itu pun paling banyak ganti oli dan kanvas rem. Jarang yang overhaul,” tutur Samuel, pemilik Rizky Motor di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, kepada Tempo, Kamis (3/9).
Menurut Samuel, meski diperkirakan jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor pada tahun ini meningkat menjadi 2,2 juta, bukan berarti tingkat kunjungan ke bengkel juga meningkat.
Pasalnya, para pemudik banyak yang menggunakan sepeda motor baru. “Sepeda motor baru biasanya sudah masuk bengkel sebelum diserahkan ke pemilik, atau bila sudah dipegang pemilik masih dalam garansi perawatan dari dealer. Masyarakat lebih cenderung membeli motor yang baru. Karena, selain uang muka murah jangka waktu kredit juga lama,” tandas Samuel.
Hal senada juga diungkapkan Januar, pemilik Berkah Motor di kawasan yang sama. Ia menyebutkan rata-rata pengunjung ke bengkelnya adalah pemilik motor yang melakukan perawatan rutin setelah masa garansi dari dealer habis.
“Kebanyakan tune-up dan ganti oli, paling-paling untuk suku cadang kanvas rem yang paling banyak diminta. Meskipun disebut banyak pemudik bermotor tahun ini, tapi sampai saat ini kunjungan ke bengkel masih seperti biasa,” tandas dia.
Sementara itu, dari pantauan Tempo di AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) 321 di Kalibata Utara, Jakarta Selatan, tingkat kunjungan masih terlihat normal. Meskipun terdapat antrean, menurut seorang mekanik Subhan, jumlah tersebut masih terbilang normal dibanding hari-hari biasa.
“Ya rata-rata 17 sampai 20 pelanggan. Paling hari Sabtu saja yang sampai 25 dan 30. Tapi itu tidak berbeda dengan hari-hari sebelum puasa. Pengalaman tahun lalu, 10 hari sebelum lebaran jumlahnya meningkat,” tutur Subhan.
ARIF ARIANTO