
Mobil Listrik Wuling Hasil Personalisasi Konsumen Turut Meriahkan Booth Wuling GIIAS 2025. Dok. Wuling
GOOTO.COM, Jakarta - Deru mesin perlahan menjadi gema masa lalu. Di tengah hiruk pikuk kota dan kepulan asap yang tak lagi dikehendaki, industri otomotif bergerak ke arah baru, yang lebih sunyi, bersih, dan canggih.
Peralihan dari kendaraan bermesin konvensional ke kendaraan listrik (EV) bukan lagi wacana futuristik, melainkan realita yang menunggu di showroom, brosur digital, dan tentu saja di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.
Tahun 2025 menjadi penanda penting dalam perjalanan industri otomotif Indonesia. Pemerintah semakin agresif mendorong elektrifikasi melalui insentif pajak, pembebasan bea masuk untuk komponen EV, serta target ambisius Net Zero Emissions pada 2060.
Sementara itu, infrastruktur penunjang, seperti stasiun pengisian daya publik (SPKLU) tumbuh pesat, terutama di kota-kota besar.
Kini merek-merek seperti Wuling, Chery, VinFast mulai memasuki arena dengan berbagai model mobil listrik, dari city car mungil, SUV futuristik, hingga mobil niaga listrik. Pameran GIIAS 2025 menjadi panggung utama di mana konsumen Indonesia dapat menyaksikan, mencoba, dan memilih kendaraan listrik yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Dengan begitu, banyak pilihan dan teknologi yang masih asing bagi sebagian besar masyarakat. Lalu Bagaimana memilih EV yang tepat? Berikut Gooto merangkumnya:
- Kenali Kebutuhan, Bukan Hanya Gengsi
Mobil listrik bukan hanya tentang “ikut tren”. Sebelum memilih, calon pembeli harus memahami kebutuhan harian mereka, seperti lokasi penggunaannya, apakah di dalam kota atau di luar kota.
Lalu ketahui jumlah kilometer rata-rata yang Anda tempuh setiap hari, dan konsumen juga harus mengetahui akses ke charging station di rumah atau tempat kerja.
Wuling Air ev cocok untuk penggunaan dalam kota dengan jangkauan sekitar 200 km per pengisian penuh. Sementara Hyundai Ioniq 5 atau BMW iX cocok bagi mereka yang menginginkan jarak tempuh lebih jauh, fitur premium, dan pengalaman berkendara setara mobil bensin kelas atas.
- Perhatikan Infrastruktur Pengisian Daya
Memilih EV juga berarti harus realistis tentang di mana dan bagaimana Anda akan mengisi daya. Di GIIAS 2025, banyak booth yang menyediakan simulasi charging station, termasuk info waktu pengisian dan lokasi SPKLU. Jangan hanya terpesona oleh desain futuristik, pastikan Anda tahu jenis konektor, daya maksimum, dan kompatibilitasnya.
Mobil dengan sistem fast charging akan lebih praktis bagi pengguna yang sering menempuh perjalanan luar kota. Sebaliknya, EV dengan pengisian daya AC biasa mungkin sudah cukup bagi pengguna rumahan.
- Cek Dukungan Purna Jual dan Garansi Baterai
Baterai adalah jantung EV. Maka, penting untuk memeriksa garansi yang ditawarkan produsen. Umumnya, garansi baterai diberikan hingga 8 tahun atau 160.000 km. Tapi yang membedakan satu merek dengan yang lain adalah kejelasan layanan purna jual, termasuk ketersediaan suku cadang, teknisi bersertifikat dan jaringan bengkel.
Di GIIAS 2025, beberapa merek sudah menyiapkan display interaktif mengenai kesehatan baterai, simulasi perawatan, dan aplikasi pintar yang bisa memonitor kondisi mobil secara real-time.
- Perhatikan Fitur Keselamatan dan Teknologi
Banyak EV kini dilengkapi fitur keselamatan aktif seperti Lane Keep Assist, Autonomous Emergency Braking, hingga adaptive cruise control. Bahkan beberapa model menambahkan fitur semi-autonomous driving.
Sebagai konsumen, ini adalah momen untuk hands-on experience. GIIAS menyediakan area test drive untuk EV, yang menjadi kesempatan emas mengeksplorasi fitur-fitur canggih tersebut langsung dari balik kemudi.
- Pertimbangkan Total Cost of Ownership
Harga beli EV memang masih relatif tinggi, tetapi biaya operasionalnya jauh lebih rendah dibanding mobil bensin. Biaya listrik untuk 100 km bisa 3-4 kali lebih murah dibanding BBM. Selain itu, beberapa kota sudah mulai menawarkan insentif parkir dan akses jalur khusus untuk EV.
Di GIIAS 2025, beberapa merek bahkan menyediakan kalkulator digital untuk menghitung total cost of ownership selama 5-10 tahun, memperlihatkan bahwa investasi EV bisa jauh lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
Pilihan Editor: GIIAS 2025: Rasanya Mengendarai Suzuki Fronx dalam Waktu Singkat