Penjualan Mobil Mewah Bekas Naik Tipis  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Selasa, 22 Desember 2009 15:07 WIB
MObil Bekas BMW
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif,Jakarta:Penjualan mobil premium bekas sepanjang sebelas bulan tahun ini meningkat tipis yaitu hanya 10 persen dibanding periode sama tahun lalu. Rata-rata penjualan di sejumlah gerai penjualan mobil mewah bekas itu mencapai 15 - 20 unit per bulan.

BMW“Masih tingginya permintaan mobil bekas pada tahun ini, karena imbas krisis. Dimana suku bunga juga masih tinggi, sementara mobil sudah waktunya ganti. Di sisi lain kondisi mobil bekas itu masih prima karena masih dua hingga tiga tahun. Akhirnya orang yang ingin mobil mewah beli yang bekas saja,” tutur Bimo Bagus Prabowo, Manajer Cabang RHYS Galeri kepada Tempo di Jakarta, Selasa (22/12).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Bimo, di RHYS yang menyediakan mobil premium baru maupun bekas itu, penjualan mobil bekas saban bulannya mampu menjual 15 - 20 unit. Sedangkan jenis mobil yang paling banyak dicari oleh pembeli adalah jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) dan Sport Utility Vehicle (SUV).

“Di gerai kami mobil yang paling banyak dibeli atau sekitar 60 persen MPV dan SUV, diantaranya Nissan Elgrand, Alphard, Landcruiser Lexus, Cignus, dan Toyota Harrier. Kalau sedan masih BMW dan Mercedes,” terang dia.

Hal senada juga diungkapkan Vony dari Bursa Mobil yang terletak di kawasan boulevard Kelapa Gading. “Penjualan mobil bekas kelas premium ini juga mengikuti penjualan mobil baru. Sekarang katanya kurang bergairah karena memang ada tren dunia yang lesu,” ujarnya saat ditemui.

Dia menyebut, kenaikan di gerainya rata-rata per bulan mencapai 11 unit. Tahun lalu penjualan saban bulan mencapai 10 unit. “Mobil paling banyak dibeli sedan, Mercedes dan BMW,” akunya.

Sebelumnya, PT BMW Indonesia mengaku, penjualan mobil BMW bekas yang dibukukan BMW Used Car Center PT Bestindo Car Utama dalam rentang waktu sebelas bulan 2009 meningkat 35 persen dibanding periode sama tahun lalu. Tahun ini, gerai mobil bekas BMW yang berlokasi di Bintaro itu berhasil menjual 159 unit.

“Tingkat penjualan yang tinggi dari mobil bekas bersertifikat tidak hanya menunjukkan permintaan yang tinggi untuk mobil BMW, tetapi juga memastikan nilai jual kembali yang tinggi,” papar Ramesh Divyanathan Presiden Direktur BMW Indonesia.

Ia menambahkan, pihaknya memberi jaminan bahwa mobil bekas yang ditawarkan itu bersertifikat dan telah lolos uji kualitas 100 poin di tambah dengan garansi satu tahun. Namun, cara seperti ini bukan hanya dilakukan BMW, Bimo dan Vony juga menyatakan hal serupa.

“Kami memberikan garansi selama enam bulan kepada konsumen, karena kami juga memiliki bengkel sendiri. Selain itu, mobil yang kami tawarkan bukan mobil rekondisi atau bekas tabrakan atau ada cacat serius,” kata Bimo.

Memang soal harga, mobil premium bekas ini berbeda dengan mobil bekas kelas menengah atau bawah yang harga jualnya melorot tajam dari harga baru. Penurunan harga paling banyak 15 persen.

“Kalau pembeli pintar menawar ya paling 20 persen. Tapi standar dimana-mana 10 persen. Karena mobil premium peratawan oleh pemilik sebelumnya rata-rata bagus. Kondisinya nyaris tak berubah dengan baru,” terang Bimo.

Namun, menyinggung prospek 2010 mendatang, baik Vony maupun Bimo mengaku pesimistis. Pasalnya, selain ada pemberlakuan pajak progresif juga ada peningkatan tariff Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang hampir dua kali lipat, suku bunga kredit yang tinggi juga menjadi ganjalan.

Seperti diketahui, 18 Agustus lalu DPR telah mengesahkan revisi Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pendapatan Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) yang di dalamnya antara lain mengatur tarif pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan kedua dan seterusnya sebesar 2 persen -10 persen. Sedangkan tarif PPnBM ditingkatkan dari 75 persen menjadi 200 persen.

“Karena pembeli mobil premium bekas rata-rata kelas menengah yang ingin memiliki mobil mewah jadi masih in elastis terhadap harga. Beda dengan pembeli mobil barunya yang rata-rata kalangan atas dan sangat elsatis dengan harga,” imbuh Vony.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi