Nissan Siapkan Generasi Keempat Serena
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Kamis, 18 Maret 2010 13:20 WIB
Nissan
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif,Tokyo:Pabrikan otomotif asal Jepang, Nissan Motor disebut-sebut tengah mempersiapkan generasi anyar varian Multi Purpose Vehicle (MPV) Nissa Serena Generasi keempat untuk merangsek pasar otomotif global. Bahkan, situs autoincar dan autoten melaporkan generasi anyar Serena itu sudah dipasarkan di Jepang pada Juni mendatang.

Nissan Serena baru itu masih mengusung mesin 2.000 cc empat silnder. Namun atap MPV medium itu lebih tinggi. “Dimensi panjangnya 4,73 meter, lebar 1,69 meter, dan tinggi 1,84 meter,” sebut autoten.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perakitan Serena itu dilakukan di pabrik Tan Chong Plant , Malaysia . Hal ini didasari maksud untuk memanfaatkan skema tarif 0 persen dalam kerangka Asean Free Trade Area (AFTA). Serena generasi teranyar itu menggunakan nama Nisan W32Q.

Namun hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Nissan Motor ihwal produksi Serena baru tersebut baik harga maupun jadwal pemasaran.

Sementara itu, Teddy Irawan Direktur Pemasaran PT Nissan Motor Indonesia mengaku belum mendengar ihwal pemasaran Serena generasi keempat yang mulai Juni mendatang. Meski demikian, pihaknya sejak awal sudah meminta kepada prinsipal Nissan Jepang untuk memberikan jatah ke Nissan Indonesia .

“Karena penjualan Serena selama ini bagus, jadi meski kami belum mendapat kepastian kapan generasi keempat itu diluncurkan resmi, tetapi sedari awal kami sudah request agar segera dapat Nissan Serena terbaru untuk pengganti yang lama,” papar Tedy kepada Tempo di Jakarta, Kamis (18/3).

Teddy menyebut, selama ini penjualan MPV Nissan itu di Indonesia rata-rata 300 unit per bulan. Sehingga, bila melihat kinerja penjualan tersebut, dia optimistis permintaan ke prinsipal di Jepang bakal dikabulkan. “Apalagi pasar MPV di Indonesia sangat potensial, termasuk MPV premium ya,” terang dia.

Namun kemungkinan untuk memanfaatkan skema tarif nol persen dalam kerangka AFTA sehingga harga bisa ditekan, Teddy mengaku pesimistis. Pasalnya, tidak mudah untuk mendapatkan fasilitas tarif itu.

“Ada ketentuan di dalam kerangka AFTA bahwa, barang dari negara di luar Asean tetapi diproduksi di negara Asean dan ingin mendapatkan fasilitas itu (tariff nol persen) harus melakukan localized content sampai 40 persen,” ujarnya.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi