Stok BMW Indonesia Tak Terganggu Pasokan
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Rabu, 21 April 2010 19:26 WIB
Ramesh Divyanathan, Presiden Direktur PT BMW Indonesia dan Peter Medalla, Vice President Sales & Marketing PT BMW Indonesia. (Raju Febrian/TEMPO)
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -  BMW Indonesia menegaskan tidak terpengaruh dengan dihentikannya sementara produksi BMW di tiga pabrik mereka di Jerman. Disebutkan sampai saat ini stok BMW Indonesia masih aman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Stok maupun menjualan kami tidak ada masalah dengan penutupan sementara ini," kata Helena Abidin, Corporate Communication Director PT BMW Indonesia saat dihubungi Rabu (21/4).

Ia mengatakan memang ada beberapa model, seperti BMW 760Li yang dilansir akhir Maret lalu, yang diboyong langsung dari Jerman. Namun ia mengatakan sampai saat ini pihaknya masih memiliki model tersebut untuk dipesan konsumen.

Helena menyebutkan sebagian model di Indonesia sudah dirakit sendiri seperti BMW 325i yang akan diperkenalkan resmi Jumat (23/4) besok. "Kalaupun ada yang diboyong utuh (CBU) dari Jerman dilakukan lewat jalur laut, bukan udara," kata Helena.

BMW AG seperti dikuti autonews.com mengumumkan penghentian sementara produksi mereka di tiga pabrik, Rabu (21/4). Disebutkan hal itu terpaksa dilakukan kekurangan pasokan akibat abu vulkanik dari gunung Eyjafjallajokull yang menyelimuti sebagian besar Eropa.

Mathias Schmidt, juru bicara BMW mengatakan pihaknya menghentikan sementara produksi di Dingolfing yang memproduksi Seri 5 dan Seri 7, di Munich yang merakit Seri 3, dan di Regensburg yang memproduksi Seri 1 dan BMW Z4.

BMW mengatakan akan memulai kembali produksi di tiga pabrik tersebut pada 23 April mendatang. Schmidt mengatakan mereka kekurangan bagian interior dan elektronik yang biasanya diantar lewat udara sehingga menunda produksi sekitar 7.000 kendaraan.

Otoritas Eropa memang melakukan larangan penerbangan menyusul meletusnya gunung Eyjafjallajökull pada 14 April lalu yang menyebabkan pembatalan 81.000 penerbangan dan kerugian US$ 300 juta per hari.

RAJU FEBRIAN

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi