
paultan.org
“Memang beberapa orang menanyakan ke kami langsung apakah bisa memesan sedan Nissan Latio itu, tetapi kami katakan bahwa sedan itu saat ini kami pasarkan untuk taksi,” tutur Teddy Irawan, Deputi Direktur Pemasaran PT NMI kepada Tempo di Jakarta, Senin (26/4).
Ia menambahkan, pihaknya bukan menolak permintaan dari konsumen tetapi menjelaskan apa adanya. Pasalnya, selama ini konsumen memandang sebelah mata terhadap model yang digunakan untuk armada taksi. “Padahal, sebenarnya mobil yang digunakan untuk taksi merupakan mobil yang ketangguhannya sudah teruji,” aku Teddy.
Lantaran itulah, Teddy menyebut konsumen tidak akan rugi membeli mobil tersebut. Ihwal harga, Nissan Latio dengan spek taksi dibanderol Rp 210 juta. “Kalau untuk kendaraan pribadi yang full spec, terus terang kami belum menghitung,” terangnya.
Sementara itu, Teguh Wijayanto, Kepala Hubungan Masyarakat Blue Bird Group -induk perusahaan operator taksi Blue Bird – mengatakan , sebagai pengguna mobil yang akan digunakan untuk armada taksi, pihaknya memiliki standar tertentu.
“Saya juga yakin, perusahaan taksi lain pun begitu. Intinya, justeru mobil yang dipilih untuk armada taksi adalah mobil pilihan,” papar dia saat dihubungi Tempo, di Jakarta, Senin (26/4).
Menurutnya, ada tiga hal yang harus dipenuhi oleh mobil tersebut sebagai armada taksi. Ketiganya adalah, mesin yang kuat atau memiliki ketahanan tinggi untuk diguanakan setiap hari dan menempuh jarak jauh. Kedua, mobil itu harus memiliki kenyamanan khususnya suspensi yang tinggi. Dan yang ketiga adalah, tidak boros bahan bakar.
Teddy mengamini pendapat Teguh. “Nah, sekarang kan persoalannya pada gengsi. Kalau beli mobil yang juga digunakan untuk taksi seolah gengsinya turun,” sebut Teddy terkekeh.
Saat ini, Nissan Latio telah dipesan oleh perusahaan taksi di Jakarta . Perusahaan itu telah memesan 200 unit dan sebagian diantaranya telah dikirim pertengahan April lalu.
ARIF ARIANTO