
Mercedes-Benz tengah mengembangkan trasmisi otomatis 9 percepatan. (Dok. Mercedes-Benz)
Satu di antara penanya itu adalah Heri Pradipto, warga Summarecon Serpong, Serpong, Tangerang, Banten. “Mobil tidak responsif, mobil bergerak saat putaran mesin tinggi. Apakah ini tanda kopling slip?, apa penyebabnya serta bagaimana cara mengatasi?,” tutur Heri saat bertemu di sebuah acara komunitas pemilik mobil, awal pekan lalu.
Menurut Suhaemi, pimpinan Perkasa Motor Jalan Hasyim Asyhari, Ciledug, Tangerang yang ditemui Tempo, Sabtu (12/2), kejadian yang dialami oleh Heri merupakan gejala transmisi otomatis slip. “Sama persis dengan transmisi manual yang mengalami slip kopling, yaitu mobil baru berjalan saat pedal gas dikocok atau ditekan dalam-dalam. Cara seperti itu bahaya, karena perangkat sistem transmisi akan rontok,” papar dia.
Lantas apa penyebabnya dan bagaimana mencegahnya? Menurut Suhaemi hanya ada satu penyebab oli transmisi bermasalah dan mencegahnya cukup rajin ganti oli.
1. Oli bermasalah
Bagi peranti transmisi otomatis, oli automatic transmission fluid (ATF) memegang fungsi sangat vital. Pasalnya, cara kerja peranti ini sangat tergantung pada tekanan oli. Tekanan oli berperan utama dalam meneruskan tenaga dari mesin ke penggerak roda.
“Oleh karena itu bila oli telah aus atau usia pakainya telah habis maka kinerja transmisi juga terpengaruh,” kata Suhaemi.
Oli yang telah kedaluwarsa tidak akan efektif dalam melumasi komponen transmisi dan menyerap panas, sekaligus menekan tenaga dari mesin ke roda. Kondisi tersebut akan menyebabkan kerja kanvas kopling semakin berat, sehingga cepat tipis atau aus. “Itulah yang menyebabkan transmisi otomatis akan slip,” terang dia.
2. Tancap gas sembarangan
Faktor lain yang juga kerap menjadi pemicu cepatnya transmisi otomatis tancap gas sembarangan. Bila Anda berhenti sementara, posisi transmisi harus di N, dan jangan sampai menggunakan posisi D sembari menginjak rem. Pasalnya, hal itu akan menjadikan kanvas cepat aus.
3. Ganti oli tepat waktu
Cara pencegahan yang paling efektif dan murah adalah melakukan penggantian oli transmisi secara teratur dan tepat waktu. Namun, tepat waktu bukan dihitung pada satuan waktu tetapi jarak tertentu.
Misalnya bila pabrikan mobil menganjurkan agar oli diganti setelah mobil melakukan perjalanan 40.000 kilometer maka sebaiknya jarak itu telah atau sebelum tercapai segera dilakukan penggantian. “Bahkan bila perlu segera ganti bila oli sudah dalam kondisi kurang bagus, meskipun belum mencapai jarak 40.000 kilometer atau waktu tiga bulan,” kata Suhaemi.
4. Cara mengenali oli dan sistem transmisi bermasalah
a. Perhatikan warna dan kekentalan
Kondisi oli jelek ciri-cirinya adalah, warnanya hitam pekat, sangat encer, bau sangit atau terbakar dan lain-lain.
b. Dengarkan suara mesin
Perhatikan dengan cermat, apakah suara mesin menderu sesuai dengan laju kendaraan? Bila mesin sudah meraung-raung tetapi laju kendaraan masih biasa-biasa saja, berarti tekanan oli sudah tidak efektif alias kualitasnya menurun.
c. Lakukan tes sederhana
Bila Anda belum yakin, ada baiknya melakukan tes. Caranya, hidupkan mesin mobil. Kemudian masukkan persneling ke posisi D atau R. Lepas pedal rem, perhatikan apakah kendaraan bergerak atau tidak.
Bila transmisi masih sehat, mobil akan bergerak dan sebaliknya. Artinya oli juga masih dalam kondisi normal.
Itulah cara mudah dan murah mencegah transmisi otomatis slip.
ARIF ARIANTO