
TEMPO/ Arie Basuki
TEMPO Interaktif, London - Kabar terbaru tentang dampak buruk emisi gas buang mesin diesel telah dipublikasikan. Hasil penelitian para ilmuwan di University of Edinburgh, Inggris, menyebut emisi gas hasil pembakaran mesin tersebut berpotensi memicu stroke dan serangan jantung.
"Partikel halus hasil pembakaran bahan bakar diesel menjadi mediator utama, bila terhirup orang, akan meningkatkan pembentukan gumpalan di pembuluh darah," demikian bunyi pernyataan para ilmuwan universitas seperti dilansir thegreencarwebsites.co.uk, Jumat, 15 Juli 2011.
Para ilmuwan mengatakan partikel, nitrogen dioksida, sulfur dioksida dan senyawa organik yang mudah menguap berpotensi menyebabkan gangguan fungsi pembuluh darah dan sirkulasi darah di organ tubuh. Oleh karena itu, para ahli tersebut menyarankan agar pabrikan melakukan menciptakan teknologi terbaru guna menekan efek buruk gas buang tersebut.
Sebelumnya, penelitian yang dilakukan Ohio State University, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa paparan emisi gas buang mobil particulate matter (PM 2.5) dapat mengakibatkan gangguan fungsi beberapa organ di otak. Kelainan itu menyebabkan turunnya kemampuan belajar, menurunnya kemampuan memori, bahkan menyebabkan depresi.
Penelitian yang dilakukan Davis Heart and Lung Research Group terhadap tikus yang terkena polusi dari gas emisi mobil menunjukkan hewan pengerat itu mengalami radang pada sekujur tubuhnya. Binatang itu juga menunjukkan gejala tekanan darah tinggi, diabetes, serta obesitas. "Tikus yang terpapar polusi juga mengalami penurunan jumlah sel pada kulit mereka," tulis pernyataan lembaga itu.