Dua Ciri Transmisi Otomatis Bermasalah  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Minggu, 17 Juli 2011 11:51 WIB
Mercedes-Benz tengah mengembangkan trasmisi otomatis 9 percepatan. (Dok. Mercedes-Benz)
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Persoalan transmisi otomatis sudah sering diulas di berbagai media otomotif. Meski demikian, tak jarang para pemilik mobil masih awam tentang mekanisme kerja dan permasalahan di seputar peranti tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Umumnya pemilik mobil hanya mengetahui kenyamanan yang diberikan transmisi ini dan perawatannya harus ganti oli secara teratur dan tepat waktu dan jenis oli," tutur Muhamad Pambudi, Servis Advisor, Raja Motor, Sudimara, Tangerang, Sabtu, 16 Juli 2011.

Karena itu, kata Pambudi, tidak sedikit pemilik mobil yang bersikap tak acuh meski mobilnya telah menunjukkan gejala bermasalah. Walhasil, persoalan di peranti transmisi kendaraan kesayangan mereka telah dalam kondisi akut saat dibawa ke bengkel.

"Karena ketidakpahaman itulah, biaya perawatan yang semestinya kecil menjadi besar karena sebagian besar perangkat di transmisi harus ganti," kata Pambudi.

Berangkat dari kenyataan itulah, dia menyarankan agar para pemilik mobil melakukan upaya pencegahan dengan melakukan deteksi dini masalah di transmisi.

Menurutnya, ada dua permasalahan yang kerap terjadi di transmisi otomatis. Apa saja? Bagaimana cara mencegahnya? Berikut penjelasan Pambudi :

1. Muncul suara mendengung dari sistem transmisi

Pada awalnya suara mendengung itu mirip dengan suara dari mesin. Namun, kelamaan suara tersebut bertambah berisik dengan munculnya bunyi mirip ketukan benda-benda tumpul yang beradu.

Suara tersebut berasal dari beberapa komponen di peranti transmisi yang saling berbenturan karena mekanisme pergerakannya terhambat karena dorongan oli transmisi kurang kuat. Oli merupakan komponen penting bagi transmisi otomatis.

"Sebab, selain sebagai pelumas dan menjaga suhu di bagian itu agar tetap dingin, juga sebagai fluida yang memberikan tekanan saat pergantian gigi," ujar Pambudi.

Bila oli telah aus atau kedaluwarsa, kotor, dan tingkat keencerannya sudah tidak memenuhi standar maka tekanan dan pelumasan berkurang. Kondisi itu berpengaruh pada kinerja komponen yang ada di sistem transmisi. Satu pertandanya adalah suara mendengung atau berisik.

Bila menemui gejala itu segera kuras dan ganti oli transmisi. Namun, bila hal itu telah dilakukan dan gejala tersebut masih terjadi maka transmisi harus di-overhaul dan Anda harus mengganti perangkat transmisi. "Ini terjadi karena telat ganti oli," ujar Pambudi.

2. Tarikan terasa berat dan mobil seolah akan mogok

Bila Anda kerap merasakan mobil--yang bertransmisi otomatis--terasa berat, jangan terburu-buru memvonis kompresi mesin atau injektor bermasalah. Bisa jadi gejala tersebut merupakan pertanda sistem transmisi bermasalah.

Hal itu terjadi karena banyaknya kotoran atau debu partikel halus yang menggumpal di oli. Debu atau partikel tersebut berasal dari kanvas transmisi. Ingat, kanvas transmisi otomatis jumlahnya lebih banyak.

"Sekali lagi, ini bisa terjadi karena terlambat ganti oli atau menggunakan oli yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan," ucap Pambudi.

Akibat oli yang telah kotor atau aus, tekanan fluida di sistem transmisi melemah. Berbagai komponen yang ada pun harus bekerja ekstrakeras kala mobil dijalankan, termasuk kanvas. Walhasil, gesekan yang keras pun terjadi dan hasilnya serbuk partikel halus.

Muaranya, oli yang sudah aus bertambah kotoran. Bila itu terjadi, tarikan mobil seolah berat meski gas diinjak dalam-dalam, bahkan tenaga kendaraan Anda seolah hilang mirip mobil yang akan mogok.

Untuk mencegah masalah itu, sangat disarankan mengganti oli transmisi saban mobil telah menempuh jarak 20 ribu kilometer. Selain itu, pilih oli yang tepat dan sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

Hal lain yang patut diingat, sebaiknya tidak berganti-ganti dari satu merek ke merek lain. Pasalnya, kendati tingkat viskositasnya dan spesifikasinya sama, zat aditif dan ramuannya berbeda.

Perbedaan karakter zat itulah dikhawatirkan bereaksi secara kimiawi dan membentuk senyawa baru. Hasilnya, transmisi bermasalah.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi