8 Trik 'Touring' Aman dan Nyaman  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Minggu, 11 September 2011 12:30 WIB
Touring. (triumph)
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Melakukan petualangan perjalanan jarak jauh alias touring dengan sepeda motor bisa menjadi sarana rekreasi guna melepas kepenatan dan stres setelah saban hari bekerja keras. Menikmati sensasi mengendalikan "si kuda besi" di berbagai jenis lintasan jalan yang dilalui tak hanya memberikan tantangan tersendiri, tapi juga menghibur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Terlebih bila sepanjang jalan yang dilalui memiliki panorama yang indah. Namun, dengan catatan, semua kenyamanan dan keasyikan petualangan itu akan kita dapatkan manakala mengikuti kaidah touring yang benar.

"Bila tidak mengikuti kaidah-kaidah teknik yang benar dan aspek keamanan yang tepat, kegiatan yang menyenangkan itu justru akan menjadi petaka," tutur Muhamad Adib, seorang penyuka touring, dan Edo Rusyanto, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Road Safety Association (RSA) di Jakarta, Ahad, 11 September 2011.

Kegiatan touring bisa Anda lakukan sendiri atau solo touring dan secara berkelompok atau grup touring. Namun dua cara itu tetap harus memperhatikan kaidah-kaidah yang tak berbeda.

Lantas seperti apa kaidah itu? Apa saja yang harus diperhatikan? Berikut penjelasan keduanya.

1. Pastikan kondisi sepeda motor prima

Kondisi motor yang digunakan sangat menentukan kesuksesan perjalanan. Tak cuma itu, bila di sepanjang perjalanan hanya disibukkan dengan urusan memperbaiki sepeda motor, tidak akan bisa menikmati prosesi dan keasyikan sensasi berkendara.

"Meski ada sebagian orang melihat itu sebagai bagian tantangan saat motor mereka bermasalah, sejujurnya kondisi seperti itu bisa mengurangi keasyikan touring," kata Adib.

Karena itu, baik Adib maupun Edo menyarankan untuk mempersiapkan motor jauh hari sebelum perjalanan, mulai dari filter udara, oli, sistem pembakaran, rem, suspensi, hingga lampu. "Pastikan semuanya dalam kondisi bagus," ujar Edo.

Namun, itu saja tak cukup. Anda sebaiknya juga memeriksa kembali motor saat melakukan istirahat. Maklum, jarak jauh yang harus ditempuh dan berbagai karakter jalanan yang dilibas bisa saja berpengaruh terhadap kondisi motor.

Lantaran itulah, meski motor tak menunjukkan gejala masalah, lakukanlah pemeriksaan. Bila ditemukan masalah, segera putuskan apakah bisa ditangani sendiri atau harus dibawa ke bengkel.

2. Lakukan pemanasan riding

Setelah ritual mempersiapkan dan pemeriksaan sepeda motor dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan pemanasan berkendara. Kendarailah motor 10-15 menit di jalanan di sekitar Anda.

Selain untuk memastikan kondisi kendaraan, cara itu juga untuk menyesuaikan diri Anda dengan kondisi motor pasca dilakukan penyesuaian. Dengan begitu, meski saban hari mengendarainya, namun bila ada perubahan Anda tak kagok.

Setelah pemanasan itu lakukan senam ringan guna melemaskan otot-otot. Selain melancarkan sirkulasi darah, senam ringan selama 10-15 menit itu juga untuk melemaskan otot-otot, sehingga menunjang kemampuan saraf motorik saat melakukan gerakkan reflek di setiap manuver yang Anda lakukan.

3. Jangan lupa berdoa

Meski memiliki keterampilan yang sangat tinggi dalam memacu kendaraan serta didukung oleh sepeda motor yang canggih dengan kondisi yang prima, jangan lupakan berdoa. Mintalah perlindungan kepada Tuhan agar perjalanan lancar dan selamat.

Jangan lupa minta izin ke orang-orang terdekat dan minta didoakan.

4. Jaga emosi dan bersikap rasional

Setelah mempersiapkan diri dengan pemanasan dan berdoa, siapkan kendaraan dengan menghidupkan mesin serta menyalakan lampu. Satu hal yang wajib Anda ingat adalah menjaga emosi dan bersikap rasional di sepanjang perjalanan, terutama dalam menghadapi pengguna jalan lain yang tidak hirau dengan adab dan etika berlalu lintas.

"Maksudnya, jika ada pengguna jalan lain menyerobot jalur kita meski dari arah yang sama atau dari arah yang berlawanan sebaiknya mengalah. Istilahnya sing waras ngalah (yang waras mengalah). Tetaplah menepi di sisi kiri," tutur Edo.

Dengan bersikap seperti itu kita bukan hanya menghindarkan diri sendiri dari risiko, tapi juga orang lain. Pasalnya, di sekitar kita, baik di samping maupun belakang, juga juga ada pengguna jalan lain. Bila kita bermasalah akibat ulah tak beretika oknum pengguna jalan lain, mereka juga akan merasakan akibatnya.

Di situlah perlunya kita tetap bersikap rasional. Ingat, jangan terpancing provokasi orang yang tidak beretika karena mereka tentu tidak menggunakan akal yang sehat.

5. Pastikan jalan yang kita lalui aman

Memang, belum tentu kita mengenal medan yang bakal kita lalui dengan pasti. Namun, sebagai pedoman, Anda bisa memperkirakan seperti apa jalanan yang akan Anda lalui. Terlebih bila jalanan tersebut merupakan wilayah perbukitan yang memiliki tanjakan dan turunan tajam, berkelok, serta licin.

"Melintasi jalanan seperti itu, jangan gunakan teori seperti di sirkuit. Jangan mengikuti racing line atau lintasan ideal. Jalanan bukanlah sirkuit. Terlebih jalanan berliku," ucap Edo mewanti-wanti.

Sebaiknya tetap berada di jalur lintasan kita. Jangan lupa kerap memainkan lampu jauh dan dekat serta membunyikan klakson setiap akan melintasi tikungan atau kelokan agar pengguna jalan dari arah berlawan mengetahui keberadaan Anda.

6. Pertimbangkan dengan saksama: perjalanan malam atau siang hari

Hal lain yang juga harus Anda pertimbangkan dengan matang sebelum melintasi suatu wilayah yang belum Anda kenal adalah: apakah menempuh perjalanan pada malam atau siang hari. Pertimbangkan aspek keamanan dari tindak kejahatan ataupun keamanan secara teknis baik dari sisi kendaraan maupun kondisi jalan.

Perjalanan malam hari memang cukup nyaman, selain sedikit orang atau kendaraan yang berlalu lalang juga lebih sedikit atau jarang, udara yang dingin atau sejuk tak membuat kita cepat lelah.

Tetapi pastikan kondisi badan Anda, bila kantuk mulai menyergap, lelah mulai terasa, sebaiknya menunda saja perjalanan. "Terlebih bila wilayah yang Anda lalui juga rawan tindak kejahatan," ujar Edo.

Namun bila memilih jalan pada siang hari, pastikan juga Anda tetap bersikap rasional. Bila tidak paham jalanan terutama di wilayah perbukitan atau pegunungan, ikutilah para pengendara kendaraan yang merupakan penduduk setempat wilayah itu.

"Sebab, biker lokal umumnya telah hafal berbagai lintasan, mulai dari kelokan hingga turunan dan tanjakan yang rawan kecelakaan. Tapi, sekali lagi, bila ternyata mereka tak rasional ya kita tinggalkan saja," ujar Adib.

7. Tetap waspada di lintasan datar dan jembatan

Pada umumnya, para pengguna jalan akan menggeber kendaraannya bila melintasi lintasan atau jalanan yang berkarakter datar. Meski akan melibas tikungan mereka tetap saja terbuai dengan asyiknya melaju dengan kecepatan tinggi.

Sebaiknya Anda berpikir ulang bila ingin mengikuti cara seperti itu. Memacu kecepatan boleh saja, asal jalanan benar-benar aman. Pastikan pada lintasan tersebut bukan wilayah yang merupakan permukiman penduduk yang padat dengan banyak perempatan atau pertigaan.

Pastikan pula lintasan tersebut tidak berpasir atau berkerikil. Pasalnya, lintasan dengan kondisi seperti itu rawan menyebabkan motor tergelincir. "Waspadai pula tidak ada ceceran oli, minyak, serta zat cair lain yang licin," kata Edo.

Begitu pun kala akan melintasi sebuah jembatan. Sebab, pada umumnya, permukaan jembatan lebih tinggi dari permukaan jalan. Pada sisi lain, tepat di ujung sambungan antara jembatan dan jalan sering tidak rapi alias banyak celah atau lubang, sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan.

8. Istirahat dan jaga konsistensi putaran mesin motor

Meski perjalanan mengasyikkan, jangan lupa beristirahat. Jangan pernah mematok target waktu harus sampai tempat yang dituju. Jadikan prosesi perjalanan merupakan bagian dari wisata atau rekreasi, sehingga Anda benar-benar menikmatinya. Untuk itu, beristirahatlah saban perjalanan telah mencapai tiga atau empat jam.

Jadi selain menjaga kondisi motor terhindar dari overheat mesin, jaga pula kebugaran tubuh Anda. Bila motor prima dan kondisi tubuh segar, perjalanan pun menyenangkan. Tujuan Anda menjadikan touring sebagai rekreasi petualangan dan petualangan rekreasi pun tercapai.

Selain itu, agar motor tak boros bahan bakar, sebaiknya Anda jaga laju motor dengan tingkat putaran mesin (RPM-rotation per minute) seperti rekomendasi pabrikan. Pasalnya, dengan cara itu konsumsi bahan bakar berada pada posisi paling optimal dan mesin juga tidak terlalu terforsir.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi