
BMW Logo
TEMPO Interaktif, Jakarta - BMW Group menggalakkan kampanye anti pembajakan secara global yang dinamai Brand Protection Program. Pabrikan asal Jerman itu menilai pembajakan tak hanya merugikan produsen tapi juga konsumen yang menggunakan produk palsu.
Dalam keterangan pers BMW Group Indonesia, Senin, 19 September 2011, menyebutkan menurut studi yang dilakukan oleh Komisi Eropa, pembajakan dan pemalsuan merek dewasa ini mencapai 10% dari seluruh volume perdagangan dunia.
Berbagai produk palsu sangat gampang ditemukan di pasaran. Mulai dari produk seperti tas, jam tangan, makanan, bahkan suku cadang kendaraan pun ikut diperjualbelikan seperti barang asli.
BMW sendiri juga merasakan hal tersebut. Meningkatnya daya tarik mobil BMW dan MINI juga meningkatkan produksi ilegal dan distribusi Original BMW Parts, Original Accessories dan koleksi BMW Merchandising & Lifestyle yang dipalsukan.
Padahal produk palsu ini berdampak pada fungsi dan keselamatan kendaraan, yang juga mengakibatkan kerusakan bahkan kecelakaan. "Suku cadang palsu meningkatkan resiko keselamatan," tulis BMW.
Beberapa produk BMW yang dipalsukan antara lain filter udara, filter bensin, filter oli, busi, brake pad, cakram, kopling kipas, antena atap, lampu depan, lampu belakang, karpet, shift knob, pelek, botol pelumas, dan gril.
Selain mengancam keselamatan konsumen, produksi dan pemasaran produk-produk palsu ini berdampak pada reputasi BMW Group yang telah dibangun bertahun-tahun. Guna mengatasi hal tersebut Brand Protection Program membangun jaringan internasional termasuk di Indonesia.
RAJU FEBRIAN