
Pekerja melakukan pengecekan terhadap mesin truk saat menyelesaikan perakitan di pabrik perakitan truk Hino Indonesia Manufacturing, Purwakarta, Jawa Barat, 19 Maret 2015. Target Penjualan Tahun 2015 Kategori Truk Sedang (Hino Ranger) 65% Market Share dimana ditahun 2014 mencapai 60.34% market share. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - PT Hino Motors Sales Indonesia bersama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menggelar uji emisi kendaraan angkut. Uji emisi ini dilakukan untuk 300 unit kendaraan angkut sampah.
Menurut Irwan Supriyono, Senior Executive Officer After Sales PT Hino Motors Sales Indonesia, uji emisi kendaraan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Hino terhadap kelestarian lingkungan. “Ini juga sebagai wujud dukungan Hino sepenuhnya kepada masyarakat dan pemerintah untuk membantu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,” katanya, Rabu 15 Maret 2017.
Baca: Hino Siapkan Tractor Head Rp 1,3 Miliar Irwan menjelaskan, emisi gas buang kendaraan yang melebihi ambang batas akan membahayakan kesehatan dan merusak lingkungan. Selain berdampak terhadap kesehatan, emisi gas buang yang melebihi ambang batas mengakibatkan kerugian terhadap kendaraan itu sendiri.
Tingginya emisi karbon monoksida (CO) merupakan indikator kurangnya udara dalam proses pembakaran sehingga saringan udara yang kotor menyebabkan penggunaan BBM menjadi lebih boros.
Simak: Gandeng Organda, Hino Remajakan Truk Angkutan di ... Sementara itu, tingkat emisi hidrokarbon (HC) menjadi indikasi pembakaran bensin yang kurang sempurna, umumnya disebabkan oleh buruknya sistem pengapian. Hal tersebut juga mengakibatkan inefisiensi penggunaan BBM dan tenaga menjadi tidak optimal.
Dengan dilakukan uji emisi ini, armada truk sampah akan termonitor dalam keadaan baik dan prima saat dioperasikan menangani sampah warga Ibu Kota.
BISNIS.COM