Renault Beroperasi Lagi Setelah Digempur WannaCry  
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan
Senin, 15 Mei 2017 11:44 WIB
Gambar: berbagai sumber
Iklan
Iklan

TEMPO.COParis - Renault, produsen mobil asal Prancis, memastikan produksi di sejumlah pabrik yang terkena serangan virus komputer global Ransomeware WannaCrypt, atau disebut juga WannaCry, Senin, 15 Mei 2017, sudah kembali normal. "Kami bisa memastikan besok semua pabrik bisa beraktivitas kembali," ucap juru bicara Renault, Minggu, 14 Mei 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Selain Renault, Nissan Terkena Serangan Siber WannaCry 

Pada Sabtu, 13 Mei 2017, Renault mengumumkan menghentikan sementara proses produksi di sejumlah pabriknya guna mencegah penyebaran serangan siber skala global. Pabrik milik perusahaan aliansinya, Nissan Motor, di Sunderland, Inggris juga terkena serangan yang mengganggu sistem komputer perusahaan. 

Perwakilan Renault di pabrik Sandouville, Prancis Utara, mengatakan telah menghentikan produksinya karena serangan siber berskala global. Namun, menurut perwakilan itu, serangan tersebut tidak terlalu berpengaruh signifikan karena pabrik tidak banyak memproduksi hingga akhir pekan ini. "Senin diperkirakan sudah bisa berproduksi normal," katanya.

Ada laporan bahwa penghentian produksi juga dilakukan di pabrik Novo Meston, Slovenia. Pabrik ini memproduksi mobil mini, Renault Twingo dan Clio. Penghentian produksi sementara ini untuk mengantisipasi kemungkinan penyebaran virus global.

Seperti diketahui, serangan siber berskala global ini menyerang sejumlah perusahaan, rumah sakit dan universitas di berbagai negara. Serangan tersebut bahkan telah mengganggu sistem layanan kesehatan Inggris dan sistem korporasi berskala global, FedEx, juga Kementerian Dalam Negeri Rusia.

Peretas menjebak korbannya agar membuka e-mail spam yang tampaknya mengandung faktur, tawaran pekerjaan, peringatan keamanan, dan jenis data sah lainnya. Namun e-mail itu ternyata melampirkan malware berbahaya.

Baca: Peretasan Massal di 99 Negara, Kominfo: Ini Teroris Siber  Peretas dalam data enskripsi di komputer menuntut pembayaran US$ 300-600 untuk memulihkan akses yang terserang malware tersebut.

AUTOMOTIVE NEWS|SETIAWAN ADIWIJAYA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi