Penjualan Mobil di AS Catat Rekor Terendah Sejak Februari 2015  
Reporter: Tempo.co
Editor: Setiawan
Selasa, 4 Juli 2017 14:12 WIB
General Motors Logo (Dok. GM)
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penjualan mobil di Amerika Serikat mengalami penurunan selama empat bulan terakhir. Pada Juni, angka penjualan mobil berada di bawah ekspektasi kalangan analis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Penjualan Mobil Tiga Pabrikan Otomotif AS Anjlok Sejumlah insentif untuk menarik konsumen, seperti pemberian diskon dan persyaratan yang ringan, tidak mampu mendongkrak penjualan mobil. Hal ini membuat pelaku industri otomotif tahun ini pesimistis untuk mencapai rekor penjualan tahun lalu yang mencapai 17,55 juta unit.

Konsultan otomotif, Autodata, menyebutkan penjualan tahunan pada musim ini mencapai 16,51 juta unit, yang merupakan tingkat terendah sejak Februari 2015. Angka tersebut di bawah ekspektasi Wall Street, yaitu 16,6 juta unit, dan 2 persen lebih rendah dari penjualan Juni 2016.

Segmen yang menggerus penjualan antara lain truk pikap, sport utility vehicle, dan cross over yang lebih besar. General Motors mengaku segmen mobil penumpang merupakan penyumbang terbesar penurunan penjualan.

Kepala Ekonom General Motors Mustafa Mohatarem mengatakan penjualan turun sekitar 5 persen pada Juni dibanding periode sama tahun lalu. Namun Mohatarem optimistis penjualan akan membaik pada paruh kedua tahun ini.

"Secara fundamental, ekonomi Amerika jelas tetap positif. Karena itu, kami tetap optimistis dengan penjualan mobil," ucapnya.

Ford Motor menyebutkan penurunan terutama terjadi pada penjualan ke agen penyewaan, korporasi, dan instansi pemerintah, yang turun 13,9 persen pada Juni. Namun penjualan ke konsumen umum tetap positif.

Baca: Maret 2017 Pasar Otomotif AS Anjlok

Situs belanja mobil, Edmuns, menyebutkan industri otomotif kini tergantung pada diskon dan pelonggaran persyaratan pinjaman. Direktur Edmunds Jessica Caldwell mengatakan rata-rata lama kredit mobil mencapai rekor tertinggi, yakni 69,3 bulan, pada Juni. “Jangka waktu kredit yang lama berisiko secara finansial," tuturnya.

REUTERS | MEIDIKA SRI WARDIANA | SETIAWAN ADIWIJAYA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi