
Petugas menunjukkan perbedaan bahan bakar diesel dari mulai B0, B20, B30 dan B100 saat peluncuran road test B30 di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 13 Juni 2019. Penggunaan B30 bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor dan menyediakan BBM yang lebih ramah lingkungan. TEMPO/Tony Hartawan
GOOTO.COM, Jakarta - Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, menyarankan pemerintah agar fokus pada pengembangan bahan bakar biofuel dan kendaraan berbahan bakar biofuel. Menurut dia, biofuel ini sudah teruji dan bisa menjadi alternatif energi bersih di industri otomotif.
"Untuk saat ini fokus yang sudah teruji, kalau tujuannya mau nol emisi, untuk mencapai itu jangan lompat terlalu jauh ke hidrogen, karena itu memerlukan teknologi yang berbeda," kata Kukuh, dikutip dari Antara pada hari ini, Rabu, 23 April 2025.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sempat melontarkan wacana pemberian insentif bagi mobil berbahan bakar hidrogen, khususnya apabila ada investor yang tertarik menanamkan modal dalam bidang tersebut.
Namun, menurut Kukuh, pengembangan mobil hidrogen ini membutuhkan dukungan sumber daya, teknologi, serta infrastruktur yang saat ini masih jauh dari kata siap.
"Perlu kajian yang menyeluruh, jangan sampai nanti kita mendorong orang (investor) masuk ke sini, tapi kemudian pasokan hidrogennya tidak ada. Itu betul-betul perlu kajian yang komprehensif," ujarnya.
Kukuh mengatakan penggunaan gas alam terkompresi (Compressed Naturan Gas/CNG) dan gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) pada armada bus dan truk menjadi terhenti karena tidak ada kesinambungan pasokan. Oleh sebab itu, pemerintah sebaiknya mengikuti peta jalan yang sudah dibuat untuk mencapai target emisi nol karbon pada tahun 2060.
Selain itu, Kukuh juga menuturkan bahwa peta jalan menuju emisi nol karbon ini mencakup penggunaan bahan bakar dari sumber organik atau biofuel seperti biodiesel 40 dan bioetanol E5.
"Kemudian, kalau kita mau menuju BEV, itu ada pilihannya. Misalnya, belum sampai ke elektrik, dari bahan bakar konvensional saja kita bisa kembangkan ada biofuel, ada biodiesel, ada bioetanol," ucap Kukuh.
Pilihan Editor: Mobil Cina Serbu Indonesia, Mercedes-Benz: Kami Tak Anggap sebagai Pesaing
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto