
Proses perakitan motor niaga di pabrik Viar Motor Indonesia di kawasan Taman Niaga Bukit Semarang Baru. (Sohirin/TEMPO)
TEMPO Interaktif, Semarang - General Manager Marketing Viar Motor Indonesia, Akhmad Z. Dalie mengatakan saat ini pasar motor niaga di Indonesia masih sangat terbuka. Hal ini disebabkan karakter motor niaga roda tiga yang multi fungsi untuk mendukung berbagai jenis usaha, seperti jasa pengiriman dalam kota, perkebunan, ritail, warung mobile, pedagang kaki lima dan sebagainya.
"Kami belum mampu mencukupi permintaan pasar yang terus naik," ujarnya di Pabrik Viar Motor Indonesia di Komplek Taman Niaga Bukit semarang Baru, Rabu 16 November 2011. "Tidak pernah ada stok. Barang jadi, langsung kirim."
Viar Motor Indonesia adalah salah satu perusahaan otomotif yang memproduksi motor niaga dengan kapasitas produksi dua ribu unit per bulan. Dengan kapasitas tersebut, Dalie mengklaim, perusahaannya menguasai 80 persen pasar motor niaga nasional.
Sementara saat ini market share motor niaga Indonesia per bulannya berada di angka sekitar tiga ribu unit. "Kami masih dalam proses meningkatan kapasitas produksi," katanya.
Viar niaga menawarkan dua varian, yakni Viar Karya 150 CC dan Viar Karya 200 CC. Keduanya dibanderol antara Rp 17 juta-an hingga Rp 20 juta-an. Viar Karya 150 CC mempunyai kemampuan angkut hingga 750 kilogram. Sedangkan Viar Karya 200 CC mempunyai kapasitas angkut maksimal 1 ton. Tipe mesin kedua varian tersebut adalah empat langkah OHC lengkap dengan radiator. Sementara untuk mendukung kekuatan bak angkut, kini bak angkut dibuat dengan electro plating technology sehingga anti karat.
Untuk mendukung berbagai jenis usaha, Viar motor niaga juga menyediakan beberapa model modifikasi bak, seperti bak untuk pengangkut sampah, pengangkut galon, pengangkut tabung elpiji, box kios, box warung, box counter, box cargo dan lain-lain.
Sebagai perawatan, Viar menyediakan garansi mesin hingga tiga tahun dan garansi kelistrikan selama satu tahun. "Kelemahan viar niaga adalah pada ketaatan pengguna yang sering melebihi kapasitas angkut," kata Triyanto, Kepala Divisi Produksi dan Anginer. "Bagaimanapun, ini motor, bukan mobil."
SOHIRIN