Penjualan Otomotif Lesu, Industri Pembiayaan Bidik Pasar Baru
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Senin, 14 Agustus 2017 23:00 WIB
Pengunjung memadati arena pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) 2017 di Indonesia Convention Exhebition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, 10 Agustus 2017. ANTARA FOTO
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyatakan akan adanya pergeseran tren dalam industri pembiayaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami yakin pembiayaan sektor produktif bisa jadi tulang punggung industri pembiayaan karena adanya kelesuan sektor otomotif," kata dia dalam acara penandatanganan nota kesepahaman mengenai kerja sama pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) antara Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia ( HIPPI) di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 14 Agustus 2017.

Baca: GIIAS 2017, Mandiri Utama Finance Tawarkan Bunga Ringan

Selama ini, ujar dia, industri pembiayaan menggantungkan nasib pada pembiayaan bidang otomotif seperti mobil dan motor. Hampir 75 persen pembiayaan diberikan ke industri otomotif. Padahal, dalam empat tahun terakhir, dia mencatat adanya perlambatan penjualan otomotif.

"Pada 2011 penjualan motor dapat mencapai 7,6 juta unit. Saat produksi dinaikkan ke 10 juta unit dalam empat tahun terakhir, ternyata penjualan turun terus. Tahun ini hanya sekitar 5,4 hingga 5,6 juta unit saja," kata dia.

Simak: GIIAS 2017, Mandiri Utama Finance Incar Pembiayaan Rp 258 Miliar

Saat industri otomotif lesu seperti sekarang ini, kata Suwandi, satu per satu perusahaan pembiayaan beralih. Sebagian mengalihkan prospek dengan memanfaatkan data nasabah di internal perusahaan.

"Hal itu dilakukan untuk juga menyokong usaha nasabah karena kami yakin mereka bukan hanya konsumtif. Contohnya, kami sempat memberikan pembiayaan untuk nasabah yang membuka usaha tas ransel di Bandung," dia menjelaskan.

Dia berujar tren nasabah perusahaan di bawah naungan APPI cukup positif. Hal itu tampak dari ketepatan waktu para nasabah yang membayar cicilan. Juga, dengan adanya perubahan nasabah dari sebelumnya hanya mengonsumsi saja menjadi produktif.

Selain tumbuh dari dalam perusahaan, Suwandi berujar perlahan-lahan industri pembiayaan akan bergeser mencari pasar di luar perusahaan dengan membidik UMKM. "Kami akan dengungkan pembiayaan UMKM. Mudah-mudahan kami meperoleh dukungan," ujarnya.

CAESAR AKBAR | WAWAN PRIYANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi