Sempat Putus Sekolah, Nurhayati Lulusan Terbaik Kampus Toyota
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Rabu, 30 Agustus 2017 23:01 WIB
Nurhayati, salah satu siswi terbaik Toyota Indonesia Academy (TIA), di Auditorium Hall TIA, Karawang, Jawa Barat, Rabu 30 Agustus 2017. TEMPO/GRANDY AJI
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Karawang - Gantungkan cita-citamu setinggi langit. Kata-kata bijak ini rupanya menginspirasi seorang anak petani berlatar belakang ekonomi yang serba sulit untuk maju mengejar mimpinya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dialah Nurhayati, salah satu dari 32 siswa angkatan ke-2 Toyota Indonesia Academy (TIA) yang merayakan kelulusannya pada hari ini, Rabu 30 Agustus 2017. Bersama dengan rekan-rekannya, Nurhayati telah melewati masa pendidikan selama 15 bulan di fasilitas TIA untuk mempelajari ilmu-ilmu dalam jurusan Pemeliharaan Mesin Otomatis serta budaya industri sehingga dapat menjadi tenaga kerja terampil yang kompeten.

Baca: Kampus Toyota Indonesia Cetak 32 Teknisi Otomotif

Perjalanan Nurhayati, yang lahir di Banyumas pada tanggal 16 September 1995, menjadi salah satu siswa TIA cukup panjang dan mungkin tidak semulus rekan-rekannya. Dilatarbelakangi dengan kondisi ekonomi orang tua yang tidak cukup mendukung, Nurhayati harus putus sekolah sementara selama 3 tahun setelah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Wangon.

"Kondisi ini tidak memadamkan impianku untuk meneruskan sekolah hingga jenjang perguruan tinggi bahkan justru memacu semangatku untuk terus maju sehingga kelak bisa mengubah nasibku dan keluargaku," kata Nurhayati kepada Tempo, di sela acara kelulusan Toyota Indonesia Academy angkatan ke-2, di di Auditorium Hall TIA, Karawang, Jawa Barat, Rabu 30 Agustus 2017.Aksi lempar topi setelah wisuda di Toyota Indonesia Academy. TEMPO/Grandy Aji

Gadis yang bercita-cita untuk membahagiakan orang tuanya ini menghabiskan 3 tahun masa remajanya dengan bekerja sebagai pramuniaga di sebuah toko elektronik di kota Tegal, tak lain demi mengumpulkan biaya agar dapat meneruskan sekolah ke jenjang berikutnya. Ketika akhirnya biaya terkumpul, Nurhayati menjadi siswa baru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bunda Satria Wangon pada tahun 2013.

Nurhayati tidak merasa canggung atau malu walaupun harus berada dalam satu angkatan yang sama dengan adiknya akibat 3 tahun putus sekolah. Nurhayati justru memperlihatkan tekad kuatnya untuk belajar dan meraih prestasi dengan menjadi juara kelas serta terpilih mewakili sekolahnya dalam beragam kompetisi akademis seperti Lomba Empat Pilar Kewarganegaraan, Lomba Olimpiade Matematika, dan Menulis Cerpen Bahasa Inggris. 

Usai masa Ujian Nasional SMK, tepatnya bulan April 2016, Nurhayati memperoleh informasi mengenai pendaftaran TIA yang menawarkan pendidikan setingkat Diploma 1 (D1) tanpa biaya. Dengan didampingi oleh pembimbing SMK Bunda Satria Wangon, Nurhayati berhasil melewati serangkaian tes untuk menjadi salah satu siswa angkatan ke-2 di TIA.

Di sana, Nurhayati bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia, berbagai pengalaman dalam kebersamaan dan keberagaman di asrama, serta berusaha keras untuk dapat mengikuti tuntutan belajar mengajar di TIA, termasuk membuat tugas akhir dari masa On the Job Development (praktek langsung lapangan) di fasilitas perakitan (assembling shop) Pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang 1 yang memproduksi Toyota Kijang Innova dan Toyota Fortuner.

Wisuda angkatan ke-2 Toyota Indonesia Academy 2017. TEMPO/Grandy Aji

Semangat belajar Nurhayati mendapat pengakuan dari para pengajar TIA. Nurhayati mencatat prestasi sebagai peserta didik terbaik mengalahkan rekan-rekannya dalam mata pelajaran Elemen Mesin 1 yang menuntut siswa TIA untuk membongkar, memasang dan mengeset alat-alat mekanik. Prestasi ini cukup mengagumkan karena latar belakang pendidikan SMK, Nurhayati adalah jurusan Teknik Audio Video yang bersifat elektrik bukan mekanik.

Simak: TMMIN Ekspor Toyota Sienta Euro 6 ke Singapura

Semua usaha dilakukan agar perjuangannya selama ini, dapat membuahkan hasil kesuksesan untuk dirinya dan terutama keluarga di kampung halaman. "Tekadku sangat besar untuk mengubah kondisi keluarga yang sangat sederhana, Ayahku kini sudah semakin tua untuk memikul kondisi untuk memikul beban pekerjaan yang berat setiap harinya. Hal inilah yang mendorong diriku untuk bisa bergabung dan menyelesaikan pendidikan di TIA dengan harapan dapat menjadi bagian dari Toyota Indonesia kelak," kata Nurhayati.

Kini, Nurhayati sedang menikmati hasil jerih payah dan kemauan keras untuk terus melanjutkan pendidikan. Ini bukan akhir tetapi awal baru untuk Nurhayati dan teman-teman seangkatannya karena sejatinya tantangan-tantangan dunia kerja nyata terbentang di depan mata.

GRANDY AJI

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi