Toyota Pantau Siswa Pengelola Kotoran Sapi dan Ampas Sagu di Merauke
Reporter: Gooto.com
Editor: Rafif Rahedian
Sabtu, 3 Mei 2025 07:00 WIB
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto (kedua kanan) berkunjung ke SMAN 3 Merauke dalam rangka Genba Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 Toyota Indonesia, di Merauke, Provinsi Papua Selatan, Jumat (2/05). (Dok TMMIN)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Toyota Indonesia terus melakukan pendampingan finalis 25 proposal terbaik di kompetisi lingkungan tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) Toyota Eco Youth (TEY) ke-13. Kali ini Toyota mengunjungi SMAN 3 Merauke, Papua Selatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Merauke menjadi kota keenam yang dikunjungi langsung oleh Toyota Indonesia. Sebelumnya, mereka PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mendatangi Kota Balikpapan, Surabaya, Manado, Makassar, dan Mojokerto.

Pendampingan yang dilakukan ke sekolah-sekolah finalis ini bertujuan untuk mematangkan visi dan misi proposal proyek lingkungan yang dilombakan agar makin aplikatif, berguna dan bisa melibatkan peran masyarakat dalam penerapannya.

TEY ke-13 tahun ini berfokus pada upaya generasi muda melakukan dekarbonisasi. Tidak hanya sekadar usaha menurunkan emisi, namun juga menggali dan memanfaatkan kesempatan dalam peluang-peluang baru yang bertujuan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat.

Sebagai salah satu sekolah finalis TEY, SMAN 3 Merauke mengajukan proposal bertema BBL (Brown Block of Life) Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Dan Ampas Sagu Sebagai Tanam dan Kompos Berbasis Tenaga Surya dengan Konsep Circular Economy.

“Begitu juga proposal Eco Project yang disusun dan diajukan oleh SMAN 3 Merauke bertema Brown Block of Life yang ingin merealisasikan ide inovasi Eco Project, kata Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto.

“Hal ini menegaskan upaya dekarbonisasi memerlukan sinergi semua pihak, tidak terkecuali para pelajar sebagai generasi muda dan merupakan pilar utama kontributor bagi masa depan yang lebih hijau,” tambah dia.

Tim juri TEY ke-13 menilai proposal SMAN 3 Merauke sebagai gagasan kreatif dan inovatif. Melalui ide ini, mereka berhasil menciptakan terobosan dalam pengolahan kotoran sapi dan ampas sagu yang ramah lingkungan serta melibatkan masyarakat.

Meski produksi sagu dan peternakan sapi memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi daerah Papua Selatan, namun terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi khususnya persoalan limbah.

Limbah dari kedua kegiatan tersebut, jika tidak diolah dengan baik, dapat menghasilkan gas rumah kaca atau Metana (CH4) yang memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih kuat daripada karbondioksida (CO2).

Pengelolaan kotoran sapi yang efektif dinilai dapat mengurangi produksi metana secara signifikan. Sedangkan pemanfaatan ampas sagu sebagai bahan kompos tak hanya mengurangi limbah, tetapi juga berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca.

BBL sendiri menggunakan energi matahari untuk menekan biaya produksi dapat menutrisi tanaman selama 4 tahun dan menyediakan alternatif pupuk organik yang murah, meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak.

Produksi dan penjualan kompos menjadi sumber pendapatan tambahan, menciptakan lapangan kerja baru, sehingga diklaim dapat memperkuat perekonomian lokal di Papua Selatan.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto menegaskan bahwa melalui kompetisi TEY, pihaknya ingin melahirkan para pionir dan pegiat lingkungan dari kalangan generasi muda.

“Kami berharap program TEY bisa pula menjadi sarana aktualisasi bagi para generasi muda dari kalangan pelajar setingkat SLTA, dan saling berkolaborasi untuk merealisasikan ide-ide, ataupun gagasan dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup,” tutup Henry Tanoto.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi