Virus Corona, Impor Suku Cadang Otomotif dari Cina Tak Disetop
Reporter: Tempo.co
Editor: Wawan Priyanto
Selasa, 4 Februari 2020 05:36 WIB
Presiden Jokowi berbincang dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat mengunjungi pabrik Hyundai Motor Company (HMC) di Kota Ulsan, Korea Selatan, Selasa, 26 November 2019. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan tidak akan menghentikan impor suku cadang otomotif dari Cina meski merebak virus corona. Ia mengatakan penghentian impor sementara itu bakal dilakukan hanya untuk barang konsumsi.

"(Untuk otomotif) enggak lah, sparepart kan enggak ada yang makan," ujar Airlangga di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 3 Februari 2020. Terkait daftar barang yang bakal dilarang impornya, tutur dia, akan difinalkan kembali dalam rapat esok hari. Sebab, keputusan itu memerlukan koordinasi beberapa lembaga, antara lain Kementerian Perdagangan, Bea Cukai, dan BPOM.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan kementeriannya masih mengkaji komoditas asal Cina apa saja yang bakal dihentikan sementara impornya, menyusul menyebarnya Virus Corona di Negeri Tirai Bambu.

"Ini masih persiapan agar tidak salah sasaran, karena ada produk yang mungkin belum tentu produk itu bawa virus, yang jelas sekarang berkaitan dengan hewan hidup," ujar Agus.

Ihwal produk pangan lainnya, selain hewan hidup, menurut Agus, masih akan dikaji lebih lanjut apakah bisa diperbolehkan atau dihentikan sementara. Ia mengatakan komoditas yang distop adalah yang berpotensi membawa Virus Corona.

Daftar komoditas asal Cina yang bakal dihentikan sementara impornya, tutur Agus, akan dibahas lebih lanjut dalam rapat lanjutan pada esok hari, Selasa, 4 Februari 2020. Rapat lanjutan juga akan memastikan kapan pemberhentian impor itu akan dilakukan.

"Kami koordinasikan dengan beberapa kementerian terkait, itu tidak hanya kementerian perdagangan, tapi juga Kementan, Kemenkeu, Bea Cukai, kemudian Kemenkes," kata dia. "Nah ini harus akurat karena pergerakannya sangat cepat dan ini butuh keputusan bersama yang akurat."

Di lain kesempatan, Agus berujar penghentian impor ini sejalan dengan adanya imbauan penghentian kebijakan bebas visa untuk warga negara Cina. Agus mengatakan saat ini penduduk Indonesia tercatat sebanyak 260 juta jiwa, sehingga pemerintah harus mengantisipasi penyebaran virus tersebut.

"Semua impor yang berkaitan dengan makanan dan minuman itu harus sementara disetop. Ya, bagi pengusaha harus terima, memang begitu kondisinya," ujar Agus.

Meski begitu, Agus mengatakan penyetopan impor produk Cina tersebut tidak dilakukan secara permanen. Moratorium impor berlangsung hingga kondisi wabah virus tersebut mereda. Dengan demikian, Kemendag juga belum dapat memastikan sampai kapan penyetopan tersebut akan berlangsung.

Merujuk dari kejadian serupa virus corona, Agus mengatakan pada kasus SARS terjadi hingga sembilan bulan lamanya. "Mudah-mudahan lebih cepat dari yang dulu. Kita berdoa semua. Ini kan keadaan force majeur. Kita harus hadapi dengan bijak. Dan secara detail bagaimana kasus ini kami tangani," ujar Agus. 

CAESAR AKBAR | LARISSA HUDA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi