Karyawannya Bunuh Diri karena Terlalu Banyak Bekerja, Toyota Dituntut Rp 15 M
Reporter: Gooto.com
Editor: Rafif Rahedian
Rabu, 2 Februari 2022 17:00 WIB
Proses perakitan Toyota GR Yaris di Pabrik Motomachi, Jepang. GR Yaris dirakit di jalur khusus untuk memproduksi mobil sport Toyota. 16 September 2020. (Toyota)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, JakartaToyota menerima tuntutan ganti rugi sebesar 1,1 juta dolar AS atau setara dengan Rp 15 miliar. Itu terjadi ketika karyawannya di Jepang memutuskan untuk bunuh diri karena terlalu banyak bekerja. Tutuntan tersebut diajukan oleh piahk keluarga korban.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi masalah tersebut, Presiden Toyota Akio Toyoda langsung melayangkan permintaan maaf kepada keluarga korban. Selain itu, perusahaan juga menyelidiki lebih lanjut kasus tersebut untuk mencegah terulangnya tragedi yang sama.

"Kami sekarang mencoba untuk menciptakan lingkungan tempat kerja yang lebih transparan yang memudahkan orang untuk berbicara, serta manajemen yang bebas dari pelecehan kekuasaan, sehingga setiap karyawan dapat bekerja tanpa rasa takut," bunyi pernyataan Toyota.

Pada September tahun lalu, Pengadilan Tinggi Nagoya, Jepang, telah memutuskan penyebab kematian karyawan tersebut karena terlalu banyak bekerja. Karyawan Toyota itu diklaim menderita stres berat di tempat kerja sebelum bunuh diri.

Nyatanya, ini bukan kasus bunuh diri pertama yang dilakukan oleh karyawan Toyota. Sebelumnya pada 2019 lalu, perusahaan mengakui bahwa seorang insinyur berusia 28 tahun bunuh diri karena pelecehan terus-menerus dari bosnya.

Sekedar informasi tambahan, pekerja Jepang memang terkenal dengan kesetiaannya sehingga mereka sering kali mengorbankan kesejahteraannya demi pekerjaannya. Tak heran jika budaya kerja keras melekat di Jepang.

Baca: Terjatuh di Shakedown Test MotoGP Ke-2, Raul Fernandez Tetap Fokus dan Semangat

HINDUSTAN TIMES

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi