Indonesia akan Punya Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik Pertama di Dunia
Reporter: Gooto.com
Editor: Kusnadi Chahyono
Rabu, 3 Januari 2024 18:21 WIB
Model display baterai Blade pada chassis sebuah mobil dipamerkan di kantor pusat BYD di Shenzhen, Cina, 20 Desember 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Indonesia akan memiliki ekosistem baterai kendaraan listrik pertama di dunia, hal tersebut usai  PT Aneka Tambang Tbk (Persero) atau Antam bersama Hong Kong CBL Limited (CBL) menandatangani Divestasi Proyek Baterai Kendaraan Listrik (Electric Vehicle) untuk memperkuat rantai pasok (supply chain) ekosistem baterai lithium. 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kerja sama tersebut mencakup tahapan dari tambang nikel hingga giga factory battery cell dan pack, serta daur ulang.

“Ini pertama di dunia. Selamat kepada Antam, CBL, dan Indonesia Battery Corporation (IBC) atas kerja sama investasi dalam supply chain ekosistem baterai lithium di Indonesia,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis pada Kamis, 28 Desember 2023.

Menurut Luhut, hal itu menjawab pertanyaan mengenai hilirisasi, di mana masih banyak yang dapat dilakukan khusus dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Dia mengatakan pentingnya efisiensi dan kecepatan pengerjaan proyek mengingat persaingan global yang semakin ketat. 

Dia juga menyatakan bahwa eksekusi proyek harus tetap mematuhi standar lingkungan dan ketenagakerjaan yang tinggi. “Kami harus transparan dengan digitalisasi, dan eksekusi proyek ini harus menjadi contoh standar untuk proyek serupa di masa depan,” kata Luhut.

Luhut menyatakan pihaknya terbuka terhadap kritik mengenai isu lingkungan dan berkomitmen melakukan perbaikan, termasuk meningkatkan mekanisme dan standar operasional prosedur (SOP). Dia juga meminta agar pelatihan pegawai lokal dapat dilakukan untuk mengikuti teknologi tinggi.

“Kami harus memperhatikan standar lingkungan dan ketenagakerjaan yang berkualitas tinggi secara bertahap,” ucap dia.

Luhut menambahkan, “Mari bangun kesepakatan bahwa pejabat yang terlibat harus transparan, sehingga Indonesia dapat menjadi contoh negara maju dan transparan.”

Sementara, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menuturkan standar lingkungan dan ketenagakerjaan perlu dilakukan.“Selamat kepada tim ANTAM dan CBL. Implementasikan dengan baik standar lingkungan, rekruitmen tenaga kerja, dan upayakan meminimalisir risiko yang dapat merugikan,” kata Bahlil.

Penandatanganan itu dihadiri berbagai pihak, termasuk Direktur Utama Antam Nico Kanter, Direktur Pengembangan Usaha Antam I Dewa Wirantaya, CEO of Ningbo CBL Tang Honghui, dan Chairman of CBL Li Changdong. Selain itu hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto, dan pihak terkait lainnya.

Sumber: Tempo

Pilihan Editor: Honda dan GS Yuasa akan Bentuk Perusahaan Baterai Listrik

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi