
Ford C-Max
TEMPO Interaktif, Jakarta:Meski prinsipal Ford akan meluncurkan varian terbaru, yaitu Ford C-Max, namun Ford Indonesia tidak serta merta akan memasarkannya di Indonesia dalam waktu dekat. Selain menunggu tercapainya 40 persen kandungan lokal Asia (Asian Local Content) juga masih mempelajari sejauh mana tingkat kesulitan mewujudkan batasan kandungan lokal itu.
"Sampai saat ini belum ada rencana untuk mendatangkan ke pasar Indonesia. Sebab, sebelum membawa mobil yang masuk ke pasar kita, kami harus memastikan terlebih dahulu bahwa mobil yang bersangkutan telah memiliki 40 persen kandungan lokal Asia, sehingga harganya bisa sesuai dengan pasar kita," papar Davy Tuilan, Direktur Pemasaran Ford Indonesia saat dihubungi Tempo di Jakarta, Selasa (08/09).
Kandungan lokal tersebut, kata Davy, bisa berupa perlengkapan atau suku cadang dari mobil yang bersangkutan. "Dan itu harus dari sumber asli Asia, bisa berasal dari Indonesia, Thailand, Vietnam dan negara Asia lainnya. Wujudnya bisa stir, aki, ban, jok, panel, dan sebagainya," terang dia.
Dengan komposisi kandungan lokal tersebut maka akan menekan harga. "Dengan pajak impor kendaraan yang saat ini besarnya 5 persen, kalau kandungan lokal tidak mencapai 40 persen, harga akan mahal," sebut Davy.
Lantas kapan kandungan lokal itu ditargetkan bisa tercapai? "Tidak ada target waktu. Karena ini juga tergantung tingkat kesulitan untuk memenuhi ketentuan kandungan lokal itu sendiri. yang pasti, kami akan mempelajarinya dulu," aku Davy.
Seperti diketahui, pabrikan otomotif asal Amerika, Ford akan meluncurkan varian Multi Purpose Vehicle terbarunya, Ford C-Max, pada 2010 mendatang. Sebelum diluncurkan secara resmi, Ford C-Max akan dipamerkan pada gelaran Frankfurt Motor Show yang berlangsung 15 – 27 September mendatang.
Mobil bermesin 1.600 cc turbocharger V4 EcoBoost itu merupakan varian Ford pertama yang menggunakan platform desain C-segment yaitu platform yang juga digunakan pada Ford Focus dan Ford Kuga generasi baru. Kabarnya, mobil ini akan dipasarkan di Eropa pada semester kedua 2010.
Sementara itu, pengamat otomotif Suhari Sargo menilai, pasar mobil keluaran Amerika dan Eropa adalah pasar nieche market. Sehingga, loyalitas terhadap merek sangat tinggi. "Selain sebagai loyalis merek, umumnya mereka adalah orang-orang dengan tingkat daya beli tinggi. Mereka juga elastis terhadap harga, karena memang mengutamakan kenyamanan dan kualitas," ujarnya.
Bahkan, para konsumen kategori ini, akan memesan mobil meski mobil tersebut belum dipasarkan di Indonesia. Bagi mereka, sebut Suhari, eksklusifitas adalah hal yang utama. Dengan karakter pasar yang seperti itulah, pasar mobil Amerika dan Eropa tetap akan tumbuh, kendati tingkat pertumbuhannya tidak sebesar pasar mobil Jepang. "Tetapi nilainya juga tidak bisa dibilang kecil," jelas dia.
ARIF ARIANTO