Mengenal Fungsi Utama Roller pada Motor Matik
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Kamis, 17 Juli 2025 10:00 WIB
Pengerjaan motor matic saat sedang melakukan upgrade di bagian CVT di bengkel 126 Project, Kamis 29 November 2018. Tempo/Muhammad Kurnianto
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Roller merupakan komponen vital dalam sistem transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) pada motor matik. Komponen ini berbentuk silinder dan biasanya terbuat dari bahan plastik keras atau resin yang dilapisi dengan teflon pada bagian luarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lapisan teflon berfungsi mengurangi gesekan serta memperpanjang usia pakai roller saat bekerja dalam kecepatan tinggi dan tekanan konstan.

Roller terletak di dalam rumah CVT, tepatnya pada bagian pulley primer (drive pulley). Dalam satu unit motor matik, umumnya terdapat enam buah roller yang tersusun secara melingkar di dalam jalurnya. Tata letak ini memungkinkan roller bergerak bebas mengikuti gaya sentrifugal ketika mesin menyala dan RPM meningkat.

Peran utama roller adalah menyesuaikan posisi pulley berdasarkan kecepatan putaran mesin. Saat RPM meningkat, roller akan terdorong ke arah luar dan memaksa pulley membuka, sehingga diameter sabuk CVT (V-belt) berubah.

Berikut fungsi utama roller pada motor matik, dilansir dari laman Suzuki Indonesia pada hari ini, Kamis, 17 Juli 2025:

1. Mengatur Perpindahan Rasio Transmisi CVT 

Fungsi terpenting roller terletak pada mekanisme perpindahan rasio transmisi CVT. Ketika mesin mulai menyala dan putaran meningkat, gaya sentrifugal yang dihasilkan akan mendorong roller keluar dari posisi awalnya. Dorongan ini menyebabkan pulley bergerak menyesuaikan posisi belt, sehingga terjadi perubahan rasio transmisi.

Semakin tinggi kecepatan motor, semakin keluar posisi roller, dan semakin besar diameter pulley. Inilah yang menyebabkan motor bisa melaju lebih cepat tanpa perpindahan gigi seperti motor bebek atau sport. Roller berperan sebagai pemicu perubahan rasio ini.

2. Menentukan Karakter Akselerasi Motor

Roller berperan menentukan karakteristik akselerasi sebuah motor matik. Roller tersedia dalam berbagai berat, biasanya antara 10 sampai 14 gram. Berat roller ini memengaruhi apakah motor lebih responsif ditarikan awal atau justru lebih kencang di putaran atas.

Roller ringan (lebih kecil dari standar) akan membuat tarikan motor lebih spontan, cocok untuk penggunaan di dalam kota dengan lalu lintas stop-and-go. Namun, efek sampingnya, top speed menjadi lebih rendah dan konsumsi bahan bakar bisa lebih boros. Sebaliknya, roller berat menghasilkan akselerasi yang lebih halus dan top speed tinggi, tetapi tarikan awal terasa lebih lambat.

3. Menjaga Keseimbangan dan Stabilitas CVT

Roller yang aus, retak, atau bobotnya tidak sama dapat menyebabkan ketidakseimbangan rotasi. Akibatnya, pulley bergetar dan belt mengalami gesekan tidak merata, yang pada akhirnya memicu keausan dini dan kebisingan pada CVT.

Roller yang tidak dirawat dengan baik bisa menjadi sumber berbagai permasalahan, mulai dari getaran di setang, suara mendengung dari bagian CVT, hingga kerusakan komponen lain seperti pulley dan v-belt.

4. Membantu Efisiensi Konsumsi Bahan Bakar

Saat roller bekerja dengan optimal, sistem CVT akan menyesuaikan rasio transmisi dengan tepat sesuai kecepatan dan beban mesin, sehingga putaran mesin tetap efisien dan tidak berlebihan. Namun, jika roller aus atau salah memilih bobot, mesin akan cenderung bekerja lebih keras dari yang dibutuhkan. Efeknya adalah pemborosan bahan bakar karena masih berputar tinggi tapi tidak menghasilkan output kecepatan yang proporsional.

Pilihan Editor: Mitsubishi Destinator Disebut-sebut Bakal Meluncur Pekan Ini

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi