
Dok: Toyota
TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Toyota Astra Motor (TAM), Selasa (17/11) resmi meluncurkan Toyota Avanza 1.300 cc versi transmisi otomatis tipe G dan E.
“Kalau harganya, lebih mahal Rp 10 juta dibanding versi manualnya,” tutur Jhonny Darmawan Presiden Direktur PT TAM saat peluncuran di Jakarta, Selasa (17/11).
Sehingga Avanza 1.300 cc tipe G yang sebelumnya dibanderol Rp 146,55 juta on the road, kini menjadi Rp 156,55 juta. Sedangkan Avanza 1.300 cc tipe E yang sebelumnya Rp 132,1 juta menjadi Rp 142, 1 juta.
Jhonny menambahkan, peluncuran Avanza versi otomatis itu merupakan satu upaya Toyota untuk memberikan pilihan lebih luas kepada pelanggan. “Varian ini dihadirkan untuk memberikan alternatif kendaraan yang lebih nyaman di kelas 1.300 cc khususnya untuk lalu lintas perkotaan yang rentan macet maupun kondisi jalan yang berkelok naik turun,” paparnya.
Tak ada penambahan piranti maupun aksesoris lain selain transmisi otomatis dan tampilan konsol. Meski minim perubahan, namun Djoko Trisanyoto Direktur Pemasaran TAM mengaku optimitis Avanza 1.300 cc versi otomatis itu bakal laris manis. “Karena tren konsumen di belahan bumi mana pun, termasuk di Indonesia saat ini adalah ke otomatis,” ujar Djoko.
Terlebih, Avanza di Indonesia juga mendapatkan tempat tersendiri di hati konsumen Indonesia. Djoko pun menyodorkan satu fakta penjualan varian low Multi Purpose Vehicle Toyota itu.
“Sepanjang Januari – Oktober, di saat volume pasar menurun 25 persen dari tahun sebelumnya, penjualan Avanza justeru meningkat 20 persen, sehingga selama rentang waktu itu total penjualan mencapai 82.742 unit,” jelas dia.
Data TAM menyebut, secara kumulatif dari 2004 hingga 2009 ini, total penjualan Avanza mencapai 380 ribu unit.
Sementara, menyinggung target penjualan varian mesin 1.300 cc versi manual ini, Jhonny Darmawan mengaku tidak memiliki target. Menurutnya, pihaknya hanya menyesuaikan dengan tingkat pertumbuhan penjualan. “Kami hanya berharap penjualan Toyota Avanza terus meningkat, dan varian otomatis ini bisa bertumbuh 10 – 15 persen,” sebutnya.
Jhonny mengklaim, sejak diluncurkan 2004 lalu peningkatan permintaan terhadap Avanza terus tumbuh dengan besaran yang cukup signifikan. Bila pada 2004 dan 2005 masih 50 ribu per tahun, pada 2007 dan 2008 permintaan telah menjadi 60 ribu unit. “Bahkan saat ini terus tumbuh, saat ini masa inden masih dua sampai tiga bulan,” ujar Jhonny.
Menilai peluncuran Toyota Avanza 1.300 cc otomatis itu, pengamat pemasaran Abiyoga Nursyanpratama menyebut, hal itu merupakan trik atau strategi Toyota dalam mengelola emosi konsumen dengan merek Toyota.
“Kalau kita lihat, sejatinya tidak ada sesuatu yang baru di luar perangkat otomatis itu. Nah, ini adalah satu cara bagaimana Toyota membangun image bahwa merek ini sebagai pelopor inovasi. Padahal, pabrikan lain pun juga bisa melakukan hal yang seperti itu,” papar Abi.
Toyota lebih mudah mengelola dan memainkan emosi konsumen, kata Abi, karena ditopang oleh citra merek Toyota yang sebelumnya sudah cukup kuat di benak konsumen. “Mulai dari diferensiasi produk Toyota lebih beragam, jaringan penjualan, ketersediaan suku cadang, hingga komunikasi lewat iklan juga cukup banyak. Ini yang mempengaruhi persepsi konsumen. Padahal dari teknologi mobil lain belum tentu kalah,” tandas Abi.
ARIF ARIANTO