Strategi Cerdas Mercedes Mengenalkan Model C250 CGI
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Selasa, 9 Februari 2010 23:01 WIB
Rudi Borgenheimer, Presiden Direktur dan CEO PT Mercedes-Benz Indonesia (kiri), Carmenita pebatik, dan Fauzi Bowo, Gubernur DKI Jakarta (kanan), dalam acara Tribute to Indonesia, Selasa (9/2). (Dok. Mercedes-Benz Indonesia)
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta:PT Mercedes Benz Indonesia (PT MBI) membuat terobosan cerdas dalam mengelola loyalitas konsumen terhadap brand Mercedes. Bertepatan dengan hari ulang tahun ke-40 kehadirannya di Indonesia agen tunggal, perakit, sekaligus produsen Mercedes Benz di Indonesia ini mengajak para pemilik dan pecinta mobil asal Jerman itu melakukan aksi sosial, peduli terhadap lingkungan, dan budaya Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Minggu (7/2) lalu misalnya, PT MBI menyumbangkan 3.000 pohon kepada pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Setelah itu melalui acara 'Mercedes Benz Tribute to Indonesia, bekerjasama dengan pemerintah DKI Jakarta PT MBI mengajak pecinta Mercedes dan masyarakat umum untuk memberikan apresiasi terhadap batik sebagai salah satu kekayaan budaya nasional.

Uniknya, batik itu selain dipamerkan dalam selembar kain lazimnya kain batik yang ada di masyarakat juga ditampilkan di sekujur tubuh generasi paling gres dari Mercedes C-Class yaitu C 250 CGI (Charged Gasoline Injection) BlueEfficiency. "Kendaraan ini akan ditempatkan dalam sebuah lelang. Dimana sebagian hasil lelang itu akan disumbangkan kepada lembaga-lembaga sosial," tutur Rudi Borgenheimer, Presiden Direktur PT MBI saat memberikan sambutan di Jakarta, Selasa (9/2) malam.

Namun, kepedulian terhadap batik dan lingkungan hidup itu bukanlah yang terakhir dan satu-satunya. Pasalnya, kata Rudi, PT MBI juga terus berusaha untuk memperkuat komitmennya untuk berperan dalam mendukung berbagai program di bidang sosial dan pendidikan. "Juga melalui berbagai produk yang ramah lingkungan," tandas dia.

Sementara itu Hermawan Kertajaya, pakar pemasaran yang hadir di acara itu kepada Tempo mengatakan, apa yang dilakukan oleh PT MBI itu merupakan cara cerdas dalam pemasaran. Dengan memanfaatkan momen hari ulang tahun ke-40 keberadaannya di Indonesia, PT MBI mengajak para pemilik Mercedes, calon pembeli, dan masyarakat umum untuk merefleksikan jati diri mereka sesuai dengan tunggangan mereka yang merupakan mobil kelas premium. "Ini cara yang sangat brilian menurut saya.

Dalam bahasa marketing, ini merupakan spiritual marketing atau strategi marketing 3.0. Ini sangat tepat karena sesuai dengan segmen market yang merupakan kelas A dan A plus," tutur Hermawan. Melalui ritual pemasaran seperti itu, para pemilik Mercedes diajak untuk merefleksikan nilai-nilai dalam ada di dalam Mercedes. Peduli terhadap lingkungan alam, lingkungan sosial, peduli terhadap budaya termasuk batik yang memiliki nilai budaya tinggi, hingga pendidikan.

"Jadi ada sebuah ruh spiritual di dalam merek, dan spiritual itu bukan agama ya, tetapi sebuah rasa kepedulian yang sangat tinggi yang merupakan wujud jati diri sosok yang sudah sangat mapan. Jadi value yang didapat para pengguna brand ini adalah bahwa mereka menggunakan brand yang memiliki manfaat yang besar bagi lingkungan alam, sosial, maupun budaya," papar Hermawan.

Meski mengaku tak menampik bahwa serangkaian kegiatan yang dilakukan PT MBI juga menjadi sarana komunikasi produk Mercedes, namun Yuniadi Hartono, Deputi Direktur Pemasaran PT MBI menegaskan bahwa kegiatan peduli terhadap batik itu tujuan utamanya memang untuk memberikan apresiasi terhadap batik.

"Karena saat ini batik yang merupakan kekayaan budaya Indonesia yang terkenal di dunia harus diapresiasi. Dan hasil lelang mobil ini, sebagian akan disumabngkan ke lembaga-lembaga sosial," terang dia.

Yang terang, generasi teranyar di jajaran C-Class yaitu C250 CGI BlueEfficiecy CGI yang dilengkapi mesin turbo direct injection 1.800 cc bertransmisi otomatis itu memang belum resmi diluncurkan.Produk pengganti C230 yang memiliki daya hingga 204 daya kuda dan torsi 310Nm itu baru diuji coba oleh kalangan jurnalis ke Magelang - Yogyakarta beberapa waktu lalu. Jadi, kalau pun saat ini diperkenalkan ke publik dengan cara unik juga tak masalah.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi