
Pekerja sedang merakit Yaris di pabrik Toyota du Ohira, Miyagi, Japang, sebelum dihantam tsunami. (AP Photo/Koji Sasahara)
Shiori Hashimoto, juru bicara Toyota City seperti dikutip laman autoevolution.com menyebutkan perusahaannya tak hanya merasakan akibat langsung gempa. Guncangan 9.0 skala richter merusak reaktor nuklir yang memberikan pasokan listrik bagi pabrik-pabrik Toyota.
Disebutkan setidaknya ada 12 pabrik Toyota yang masih dihentikan produksinya sampai 16 Maret mendatang. Sampai bulan Januari lalu, Toyota sudah memproduksi 234,045 kendaraan. Sebanyak 38 persennya merupakan kendaraan mobil.
Akibatnya, laba produsen mobil itu teriris 6 persen, atau 6 milyar yen (Rp 643,9 miliar) setiap hari. Menurut laporan Bloomberg, Goldman Sachs memperkirakan dua pabrikan Jepang lainnya -- Nissan dan Honda -- merugi 2 miliar yen per hari.
"Kita tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi produsen untuk kembali beroperasi normal" kata Toshihiko Matsuno, senior strategist di SMBC Friend Securities Co di Tokyo seperti kutip autoevolution.com.
Disebutkan saham jatuh 7.9 persen dalam perdagangan Nikkei hari ini. Angka ini terendah sejak Desember 2008, dimana pada penutupan berada di angka 3.310 yen per saham.
"Gempa ini mempengaruhi wilayah yang luas, dan kemungkinan dampak ekonomi akibat kerusakan bisa melebihi 20 triliun seperti saat gempa Kobe tahun 1995," kata Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang, Kaoru Yosano.
Sejak gempa terjadi, Toyota berhenti beroperasi, termasuk kantor pusat di Tokyo, Fasilitas Higashifuji, kantor Tochigi, kantor Yamanashi, fasilitas Toyota Motor Tohoku dan perakitan kendaraan subsider TMC. Beberapa kantor yang berhenti beroperasi antara lain Toyota Motor Hokkaido Plant, Toyota Motor Tohoku Plant, Central Motor Corporation Miyagi Plant, Kanto Auto Works Iwate Plant.
RAJU FEBRIAN