Inilah Empat Penyebab Mesin Motor Menggelitik
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Minggu, 17 April 2011 16:53 WIB
Perbaikan sepeda motor. TEMPO/ Zulkarnain
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Apakah mesin motor Anda bersuara aneh tak lama setelah dinyalakan? Suara kletek, kletek semakin sering terdengar kala tuas gas ditarik? Waspadalah! Karena itu merupakan tanda-tanda mesin mengelitik.

Bila hal itu dibiarkan, akibatnya bisa fatal. Kepala piston atau bahkan blok mesin pecah. “Pada intinya, mesin menggelitik dikarenakan timing atau ketepatan waktu proses pembakaran yang tidak tepat,” ungkap Baihaki, mekanik Ganza Motor, Pinang, Tangerang, Ahad (17/4).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalah itu bisa terjadi karena campuran bahan bakar dan udara yang didorong piston terbakar lebih awal meski belum mencapai titik mati atas (TMA). “Istilahnya, proses pembakaran berlangsung prematur atau meledak terlebih dahulu,” kata Baihaki.

Lantas apa saja penyebabnya? Bagaimana cara mengatasinya? Baihaki berbagi tips untuk Anda :

1. Kualitas bahan bakar yang jelek

Tingkat oktan bahan bakar yang rendah dan (barangkali) banyak campuran - misalnya oknum penjual mencampur dengan minyak tanah – mengakibatkan proses pembakaran yang tidak sempurna. Terlebih bila tingkat rasio kompresi mesin motor yang bersangkutan juga tinggi.

Bahan bakar yang berkualitas jelek itu, cepat sekali terbakar meski entakan piston yang mendorongnya belum mencapai TMA. Akibatnya timbul suara seperti letupan atau ledakan. “Itulah yang dinamai mesin menggelitik,” ujar Baihaki.

2. Busi yang aus atau tidak sesuai rekomendasi pabrikan

Penyebab lain yang kerap menjadikan mesin menggelitik adalah busi yang telah aus. Sehingga peranti yang berfungsi memantikkan api di saat proses pembakaran tidak berfungsi.

Akibatnya proses pembakaran juga gagal. Kalaupun terjadi, pantikan api tidak sempurna. Kegagalan demi kegagalan itulah yang menimbulkan suara ledakan atau letupan.

Selain karena aus, jenis busi yang tidak tepat juga menjadi penyebab mesin menggelitik. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memperhatikan buku petunjuk dari pabrikan tentang rekomendasi busi yang harus digunakan.

“Sebab ada dua jenis busi yaitu jenis panas dengan ciri sumbu atau ujung yang panjang, dan busi dingin atau racing yang sumbunya lebih pendek,” terang Baihaki.

Bila motor mensyaratkan pemakaian busi panas tetapi dipasang busi dingin maka proses pembakaran tidak akan berlangsung sempurna. Begitu pula sebaliknya.

Cara mengatasi hal itu adalah dengan mengganti busi yang sesuai.

3. Posisi atau setelan klep bahan bakar yang tidak sempurna

Bila proses buka tutup klep atau tingkat kerapatan klep tidak ideal seperti rancangan pabrikan maka asupan bahan bakar ke ruang bakar juga tidak optimal. Akibatnya, mesin cepat panas.

Bila hal itu terjadi maka proses pembakaran juga tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya. Komposisi uap bahan bakar dan udara yang didorong dengan kuat oleh piston ke ruang bakar tidak ideal, sehingga saat busi memantikkan api hanya terjadi ledakan. “Itulah yang disebut mesin menggelitik,” kata Baihaki.

Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan penyetelan ulang klep tersebut.

4. Oli atau pelumas mesin yang tidak tepat

Tingkat kekentalan/keenceran oli yang tidak sesuai dengan spesifikasi mesin dapat menyebabkan gerak piston tidak secepat yang semestinya. Walhasil, peranti itu tidak dapat mendorong campuran udara bahan bakar ke ruang bakar mesin dengan kuat dan sempurna.

Akibatnya, proses pembakaran tidak berlangsung sebagaimana mestinya. Ada jeda antara pantikan api dari busi dengan semburan bahan bakar yang bercampur udara ke ruang bakar. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya letupan atau ledakan.

Kondisi seperti itu akan semakin kerap terjadi bila kualitas oli tidak baik. Penyebab lainnya adalah entakan piston yang lemah karena telah aus, serta banyaknya kerak di ruang bakar mesin, dan lain-lain.

Baihaki menyarankan agar para pemilik motor rajin memeriksa beberapa komponen serta oli ke bengkel.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi