GEA dan Komodo Siap Gebrak Pasar Otomotif Nasional
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Minggu, 8 Januari 2012 22:02 WIB
Mobil Fin Komodo. TEMPO/Dinul Mubarok
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -PT Industri Kereta Api (INKA), produsen mobil GEA (Gulirkan Energi Alternatif) optimis mobil besutannya yang mulai diproduksi secara massal pada pertengahan tahun ini bakal diminati masyarakat. Soalnya, selain berbanderol murah, kualitas yang tak kalah dengan mobil besutan prinsipal asing, mobil lokal itu dipersiapkan bisa mengkonsumsi bahan bakar gas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sehingga, ketika pemerintah menetapkan kebijakan konversi bahan bakar mobil ke gas, produk kami sudah siap. Tidak perlu ada tambahan converter kit,” tutur Pramudya, Manajer Pengembangan Bisnis Alat Transportasi PT INKA saat dihubungi, Sabtu, 7 Januari 2012.

Menurut Pramudya, INKA sengaja merancang mobil besutannya untuk bisa mengkonsumsi dua jenis bahan bakar. Hal itu dimaksudkan sebagai langkah antisipasi bila terjadi kelangkaan bahan bakar premium. “Selain itu, bahan bakar gas juga terbukti ramah lingkungan. Dan mobil dengan sistem dual fuel flex (menggunakan dua jenis bahan bakar) juga banyak diproduksi di negara maju (Amerika dan Eropa),” terang dia.

Varian yang siap diproduksi dan dipasarkan secara massal oleh INKA, selain jenis mobil Multi Purpose Vehicle (MPV), juga pikap, dan mobil boks. Ceruk pasar yang dibidik oleh pabrikan ini adalah segmen menengah bawah khusus kalangan pelaku usaha skala kecil dan menengah.

Selain belum dibidik oleh produsen mobil dari prinsipal asing, potensi pasar ini juga dinilai cukup menjanjikan. “Ekonomi yang terus tumbuh menjadikan sektor usaha industri kecil menengah (IKM) juga terus menggeliat. Itulah yang kami bidik,” tandas Pramudya.

Sasaran INKA tak meleset. Terbukti sejak September tahun lalu, mobil GEA telah dipesan 250 unit oleh pemerintah daerah Sulawesi Selatan. Selain itu, beberapa daerah juga telah mengajukan pemesanan varian MPV untuk dijadikan angkutan pedesaan (Angdes).

“Harga kami cukup terjangkau oleh industri kecil, sehingga bisa membantu mereka berkembang dan imbasnya ekonomi masyarakat bawah juga terus bergulir. Itu misi kami,” kata Pramudya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dewa Yuniardi, Direktur Pemasaran PT Fin Komodo Teknologi, produsen mobil Komodo. Seperti halnya GEA, Komodo juga menyasar segmen yang belum disentuh oleh prinsipal asing.

“Segmen kami merupakan segmen menengah bawah, sehingga positioning produk kami sesuai dengan segmen itu,” ujarnya kepada Tempo.

Sejak diproduksi akhir 2008 lalu, hingga akhir 2011, Komodo yang berwujud mobil offroad untuk sektor pertambangan, perkebunan, dan kehutanan itu telah terjual 50 unit lebih. “Kami siap menggenjot produksi , kami butuh dukungan dari pemerintah terutama soal dukungan permodalan, khususnya kredit investasi, modal kerja, serta jaminan kredit bagi pembeli,” kata dia.

Baik Pramudya maupun Dewa mengatakan, selama ini banyak lembaga pembiayaan baik bank maupun non bank yang enggan member kredit kepada konsumen karena takut dengan risiko macet. “Jaminan kredit itulah yang kami harapkan. Keinginan kami tak muluk-muluk,” tandas keduanya.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi