Kemenperin Libatkan Swasta Riset Komponen Otomotif Lokal
Reporter: Tempo.co
Editor: Eko Ari Wibowo
Rabu, 6 September 2017 20:59 WIB
Seorang pedagang onderdil dan asesoris motor di jalan Otista, Jakarta, 7 januari 2015. Pengendara motor di kawasan ini menjual onderdil segala jenis motor, mulai jenis bebek, matik, hingga sport. TEMPO/Iqbal Ichsan
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian menjalin kerja sama antara beberapa unit litbangnya dengan produsen komponen otomotif PT Rekadaya Multi Adiprima (RMA) dalam upaya meningkatkan kegiatan riset komponen lokal guna memenuhi industri otomotif agar dapat bersaing secara global.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Kemenperin Lintong Sopandi Hutahean mengatakan hasil penelitian dan pengembangan tersebut dapat menjawab segala peluang dan tantangan di sektor industri saat ini.

"Berbagai jenis produk seperti nonwoven, plastik, metal, interior dan printing yang menjadi fokus bisnis RMA dapat lebih dikembangkan lagi dengan kerja sama R&D dan pengembangan material dan desain," kata Lintong dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 6 September 2017.

Baca: Mobil Listrik dan Hybrid Akan Masuk LCEV

Ia menambahkan, sejauh ini sinergi antara Litbang dengan RMA sudah bisa dikomersialisasi, sehingga kerja sama ini perlu diperluas

Untuk itu, pemerintah berharap investasi baru berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalir serta menghasilkan berbagai inovasi.

Pada 2016, PT RMA telah bersinergi di bidang litbang dan komersialisasinya dengan tiga Balai Besar Kemenperin, yaitu Balai Besar Bahan dan barang Teknik (B4T), Balai Besar Tekstil (BBT), dan Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI).

Riset yang dikerjasamakan antara PT RMA dengan B4T adalah implementasi cover baterai accu untuk kendaraan roda empat. Cover ini berfungsi untuk melindungi aki dari pengaruh panas baik itu yang ditimbulkan oleh mesin maupun lingkungan.

Dengan BBT, PT RMA bekerja sama dalam pengembangan prototipe panel pengendali kebisingan suara (noise pollution) dari serat alam.

"Sedangkan, kerja sama antara PT RMA dengan BBTPPI, yang dilakukan adalah membuat inovasi produksi membran selulosa asetat dari tekstil spinning," tutur Lintong.

Baca: Demi Mobil Listrik, Produksi Mobil Konvensional Akan Dibatasi

Menilik kesuksesan beberapa kerja sama tersebut, tahun ini BPPI Kemenperin dan PT RMA berencana memperluas kerja sama dengan lima unit Balai Besar, yaitu Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) terkait penelitian dan pengembangan material flame retardant, anti fungi, painting dan transport packaging.

Kemudian, Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) terkait pengembangan material composite berbasis serat, Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) terkait teknologi machine stamping, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) terkait interior otomotif berbasiskan budaya lokal Indonesia, serta Balai Besar Kulit Karet dan Plastik (BBKKP) terkait material berbasis karet dan plastik.

"Kerja sama tersebut ditandai melalui penandatanganan lima MoU baru pada Forum Inovasi dan Intermediasi Litbang Industri yang diselenggarakan pada tanggal 4 September 2017," ujar Lintong.

Pada kesempatan itu, ditampilkan hasil kerja sama litbang sebelumnya dengan tiga Balai Besar Kementerian Perindustrian serta penyelenggaraan business matching antara perusahaan industri dengan unit litbang BPPI.

ANTARA

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi