Pijat Chasis Normalkan Kerangka Motor Bekas Tabrakan
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Senin, 28 Desember 2009 16:38 WIB
TEMPO/Gunawan Wicaksono
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Motor Anda pernah jatuh, mengangkut beban yang melebihi batas maksimal yang ditentukan pabrikan? Atau pernah tabrakan? Jangan anggap enteng. Karena bisa jadi rangka bodi atau segitiga motor Anda telah miring atau bengkok, dan kendati tingkat kemiringan atau bengkok itu hanya sekian derajat, itu bisa berbahaya.

“Karena yang namanya tidak senter (lurus) lagi, itu berarti tidak normal. Sehingga jalannya pun juga tidak akan normal lagi, ini sangat berbahaya bila motor dipakai di jalan raya. Akibatnya bisa fatal, tabrakan misalnya,” ungkap Daliyo, pemiliki bengkel Aquatro Motor, di Jalan KS Tubun, Jati Baru Tanah Abang, Jakarta, kepada Tempo, Senin (28/12).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut pria ramping ini, orang kerap melihat kondisi motor bekas tabrakan atau bekas jatuh dengan pendekatan mistik atau takhayul. Motor bekas tabrakan dinilai akan terus membawa sial dan akan menyebabkan tabarakan lagi. “Padahal kalau dicermati secara logika, potensi terjadinya tabrakan lagi itu karena bodinya yang sudah tidak normal lagi,” tandas Daliyo.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ahmad Sauqi, pemilik bengkel Cahaya Motor, di kawasan Jalan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Menurut pria yang akrab disapa Bang Eqi itu, tak hanya motor yang pernah tabrakan atau jatuh saja yang mengalami persoalan pada chasis atau segitiga bodinya.

“Motor yang sering mengangkut beban melebihi kapasitas, kemungkinan besar atau 90 persen rangka atau chasisnya ambles. Seberapa besar tingkat amblesnya tergantung beratnya beban dan seberapa sering,” ujar Eqi saat disambangi di bengkelnya.

Baik Daliyo maupun Eqi menyebut, salah satu cara untuk menormalkan kembali chasis yang telah bermasalah itu adalah dengan pres atau pijat chasis atau kerangka bodi. “Prosesnya tidak lama hanya dua jam, paling lama tiga jam. Di bengkel kami, tidak melalui proses pembkaran, tetapi langsung press,” terang Daliyo.

Ongkos untuk pijat chasis di kedua bengkel itu bervariasi, tergantung jenis kerangka yang dipijat. Pijat chasis atau full body motor bebek misalnya, Daliyo membanderol Rp 226 ribu. Sedangkan untuk motor laki Rp 300 ribu. “Tetapi kalau konsumen membawa ke bengkel dalam bentuk sudah dipreteli tinggal rangka saja, biayanya Rp 75 ribu,” tandas dia.

Tak hanya chasis atau kerangka saja yang dipijat atau press, velg pun biasanya juga diperlakukan sama, terutama bagi motor yang sebelumnya jatuh, tabrakan atau mengangkut beban melebihi batas kemampuan. “Biasanya anak-anak balap yang suka ke sini, tetapi ada juga yang karena jatuh,” sebut Eqi.

Tetapi bukan hanya motor bermasalah saja yang datang ke kedua bengkel itu. Motor yang akan dimodifikasi pun juga banyak yang diboyong untuk dipijat chasisnya. “Biasanya motor Honda Tiger, Yamaha Scorpio, Honda Mega Pro, Bajaj Pulsar yang akan dimodifikasi di pijat dan ditinggikan sekaligus diperkuat kerangkanya. Alapagi yang mau dipasang boks di kanan kiri dan atas bodi belakang, kerangka juga harus kuat, karena beban satu boks penuh itu mencapai 60 kilogram kalau tiga berarti 150, padahal beban motor hanya 95 – 100 kilogram,” tambah Daliyo.

Peminat pijat chasis ini diakui Eqi dan Daliyo juga banyak. Tak kurang dari 25 – 30 pelanggan saban bulannya mendatangi bengkel pijat chasis itu.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi