
mobil listrik
Mobil merk Solaris Elettra bakal dibikin di Addis Ababa terdiri dari dua versi dengan bandrol US$ 12 ribu atau Rp 110 juta dan US$ 15 ribu atau Rp 136 juta. Selain dijual di dalam negeri, mobil ini akan diekspor ke negara-negara Afrika dan Eropa.
Namun ada sedikit keraguan, Afrika saat ini kekurangan pasokan listrik. Di samping itu, secara umum penghasilan penduduknya rendah dan miskin infra struktur.
Carlo Pironti, General manager Freestyle PLC perusahaan yang memproduksi Solaris mengatakan kepada wartawan BBC di Addis Ababa Uduak Amimo, kekurangan pasokan listrik di Ethiopia bukan masalah besar untuk mengoperasikan kendaraan ramah lingkungan.
"Ethiopia di masa depan akan memiliki banyak pasokan listrik," katanya. "Dalam banyak hal, mobil dapat diisi ulang dengan generator menggunakan tenaga matahari," tambahnya.
Setiap pekan, perusahaan ini akan memproduksi enam Solaris Elettra selama tiga bulan ke depan. Selanjutnya, saat pabrik Freesyle di Addis Ababa sudah siap, produksinya akan ditingkatkan menjadi 30 mobil per pekan.
Wayne Batty wartawan senior majalah Topcar Afrika Selatan menyatakan, infrastruktur di Afrika sangat sedikit untuk mendukung mobil listrik. Menurutnya kepada BBC, mobil listrik bagus untuk perjalanan jarak pendek antara 40 hingga 50 kilometer, sementara di negara-negara Afrika tidak ada tempat-tempat untuk isi ulang listrik.
BBC | CHOIRUL