Walikota Depok Nurmahmudi Ismail melakukan test ride mobil listrik saat melintas di jalan Jatimulya, Depok, Jawa Barat, (13/7). Mobil listrik ciptaan warga Depok Dasep Ahmadi tersebut di produksi oleh PT. Sarimas Ahmadi Pratama, mampu menempuh jarak 150 KM untuk sekali pengisian baterai selama 4-5 jam. ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
TEMPO.CO, Depok-- Pemerintah berencana menjalankan produksi massal mobil listrik pada 2013. Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, pihaknya sedang menyelesaikan uji mutu, administrasi, serta infrastruktur industri kendaraan hemat bahan bakar ini. "Setelah infrastrukturnya siap, maka tinggal diproduksi," ujar Dahlan pada saat menguji mobil listrik di bengkel PT Sarimas Ahmadi Pratama, Kampung Sawah, Senin 16 Juli 2012.
Dahlan menargetkan aspek teknis industri mobil listrik nasional bisa rampung pada Agustus mendatang. Sedangkan masalah administrasi dan infrastruktur pabrik selesai pada pertengahan 2013.
Pabrik mobil listrik nasional yang bernaung di bawah Kementerian BUMN rencananya merakit tiga model, yakni sedan kecil, minibus, dan mobil mewah. Dalam setahun, industri ini akan membuat 10 ribu unit sedan kompak, 5.000 unit mini bus, serta 100 unit sedan mewah (premium). Beberapa pihak yang terlibat dalam pembangunan pabrik ini adalah Dasep Ahmadi, perancang varian minibus listrik, serta Danet Suryatama, yang membangun sedan premium sport elektrik di Yogyakarta.
Mobil minibus rancangan Dasep menggunakan motor listrik yang digerakkan 36 sel baterai lithium ion berkapasitas 21 kilowatt jam. Sumber energi ini bisa diisi melalui instalasi listrik rumah tangga selama delapan jam hingga 2.500 watt.
Pada kapasitas penuh, mobil ini bisa menempuh jarak 126 kilometer dengan kecepatan 120 kilometer per jam. Sedangkan sedan listrik buatan Danet memiliki kapasitas mesin setara 4.000 cc. Sedan yang memiliki bentuk mirip mobil sport Ferrari ini bisa berlari dengan kecepatan 220 kilometer per jam.
Dahlan mengatakan, pada tahap pertama, baterai dan motor listrik untuk menggerakkan mobil tersebut akan diimpor dari beberapa negara. Namun, beberapa tahun ke depan, mesin dan baterai untuk mobil ini akan dibuat di dalam negeri. “Tahun depan, semuanya produk nasional.”
Meski akan dibuat dalam satu pabrik, Dahlan mengatakan, hak paten atas mobil tersebut tetap dimiliki perancangnya. Menurut dia, mobil penumpang listrik akan dinamai Ahmadi, sesuai dengan nama perancangnya, sedangkan sedan sport buatan Danet diberi merek Tusuki. Mobil Ahmadi ada kemungkinan dibanderol Rp 150-300 juta, sementara sedan mewah Tusuki seharga Rp 1,5 miliar. “Nanti juga akan disesuaikan dengan harga pasar,” katanya.
Namun, si perancang mobil listrik, Dasep Ahmadi, mengatakan pengembangan kendaraan ini masih terganjal dana investasi. Untuk tahap awal, dibutuhkan dana yang besar lantaran harus merancang suku cadang khusus serta mengimpor bahan baku baterai. "Dana yang dibutuhkan sekitar Rp 200 miliar." katanya.
Tahun depan, Dasep berencana memproduksi paling sedikit 2.000 unit mobil listrik kelas MPV. Seperti pabrikan besar, ia pun menjanjikan layanan purna jual, misalnya perbaikan berkala setiap 50 ribu kilometer.
ILHAM TIRTA | ANTON WILLIAM | SATWIKA MOVEMENTI | FERY FIRMANSYAHBerita lain:Serba-serbi Dahlan IskanGaya Dahlan Iskan ''Kerjai'' Bupati SubangDahlan Iskan Kepincut Mentimun SubangDahlan Beri Hadiah Avanza ke KaryawannyaDahlan Beri Hadiah Rp 50 Juta ke Karyawan GemukDahlan Iskan: 70 Persen BUMN Konstruksi Main SogokMusuh Dahlan di Kabinet