Dampak Skandal, VW dan Audi Batal Rakit Mobil di Indonesia
Reporter: Tempo.co
Editor: Sugiharto
Rabu, 1 Juni 2016 15:23 WIB
Aksi protes skandal emisi Volkswagen (VW). AP/Michael Sohn
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Akibat skandal kecurangan hasil emisi gas buang yang menimpa raksasa otomotif Jerman, Volkswagen (VW), rencana perakitan mobil grup ini di Indonesia batal. Di sini, grup VW hadir dengan dua merek, Audi dan VW.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Direktur PT Garuda Mataram Motor, agen pemegang merek Audi dan VW di Indonesia, Andrew Nasuri, mengatakan sebetulnya pada 2015 mobil-mobil kedua merek ini akan dirakit secara lokal (completely knocked down atau CKD).

"Penjajakan perakitan mobil di dalam negeri ini sudah dimulai sejak 2011," ujarnya dalam peluncuran model baru All New Audi A4 di Plaza Indonesia, Rabu, 1 Juni 2016. Waktu itu, kata Andrew, Audi dan VW sudah diimpor dalam bentuk semi-knocked down (SKD). Rencananya pada 2015 Garuda Mataram akan menyiapkan pabrik untuk proses CKD.

BacaAkibat Skandal Emisi, Denda Besar Menanti VW dan Mitsubishi

Namun, pada September tahun lalu, VW terungkap melakukan kecurangan dalam klaim hasil uji emisi atas 11 juta unit produknya di Amerika Serikat. Dari hasil pemeriksaan Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), VW diketahui sengaja memanipulasi program pada produknya.

Manipulasi perangkat lunak yang dipasang pada produk mereka ini memungkinkan tingkat emisi mesin diesel VW yang diuji dalam keadaan stasioner memenuhi standar emisi yang ditetapkan EPA. Tapi pada kenyataannya, kadar polusi produk VW tidak sesuai dengan standar di AS dan Eropa.

Gara-gara skandal ini, VW didenda dan harus memperbaiki produk mereka (recall). Diperkirakan total biaya yang harus dikeluarkan VW mencapai 18 miliar euro. "Setelah ada skandal itu, manajemen VW pusat memerintahkan penghematan operasi," kata Andrew. Itulah yang menyebabkan rencana perakitan mobil di dalam negeri gagal. "Belum tahu kapan bisa dilanjutkan."

Kini, baik VW maupun Audi bahkan tak lagi mengimpor mobil secara SKD, atau sebagian rakitan. Melainkan seluruh produknya diimpor utuh alias completely built-up dari pabrik mereka di Jerman, Meksiko, dan Inggris. Hasil penghematan global oleh VW ini tampaknya lumayan bisa menyelamatkan perusahaan. Dikutip dari Reuters, akhir Mei lalu, VW mengumumkan perusahaan masih mendapatkan keuntungan pada kuartal pertama 2016.

Sepanjang Q1 tahun ini, VW membukukan laba bersih sebesar 3,1 miliar euro atau sekitar Rp 459 triliun. Jumlah itu turun 5,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

CEO VW Matthias Mueller menyatakan cukup puas atas kinerja ini. "Dalam kondisi sulit, kami mampu mencapai hasil baik." Hal ini, kata dia, menunjukkan kekuatan merek VW secara global masih kuat.

Andrew juga mengatakan, skandal VW ini tak mempengaruhi penjualan Audi dan VW di Indonesia. "Konsumen kami loyal terhadap merek ini, jadi tak terlalu berpengaruh." Karena, kata dia, meski produk VW tak memenuhi standar emisi gas buang AS, di Indonesia standar emisi produk kedua merek ini masih lebih tinggi ketimbang standar pemerintah.

Berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor, di Indonesia VW yang memasarkan 13 varian mobil penumpang dan 3 mobil niaga pada Q1 telah menjual 207 unit mobil. Sedangkan Audi dengan 13 model sudah menjual 25 unit.

PRAGA UTAMA 

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi