
Nissan Chief Executive Officer Carlos Ghosn (kanan), Wakil Presiden Eksekutif Andy Palmer (tengah) dan pembalap Jerman Michael Krumm berpose disamping mobil terbaru Nissan, GT-R NISMO di Yokohama, Tokyo, Jepang, (19/11). REUTERS/Yuya Shino
TEMPO.CO, Paris - Renault dan Nissan yang telah menjalin aliansi selama ini menyatakan kesiapannya untuk menjalin hubungan bisnis lebih dekat, dengan syarat Pemerintah Prancis menjual saham yang dimilikinya di Renault.
Komentar yang diungkapkan oleh CEO Carlos Ghosn itu merupakan puncak dari perebutan kekuasaan yang panas sejak April 2015 lalu ketika Pemerintah Prancis meningkatkan sahamnya di Renault dari 15 persen menjadi 20 persen.
Baca Juga: Mengintip Teknologi Masa Depan Nissan
"Nissan mengatakan sangat jelas tidak akan menerima langkah ap apun terhadap struktur modal selama Pemerintah Prancis tetap memegang saham," kata Ghosn, ketua aliansi Nissan-Renault seperti dikutip dari Reuters, Minggu 12 Februari 2017.
Dia menambahkan, selama Pemerintah Prancis masih menjadi pemegang saham Renault, maka aktivitas aliansi tidak akan mengalami perkembangan secara signifikan.
Simak: Dunia Otomotif Tunggu Relaksasi Pajak Sedan
Aliansi ini telah dijalin selama 18 tahun, dan terikat oleh kepemilikan saham silang antara Nissan dan Renault. "Kalau Prancis memutuskan melepas saham semuanya akan terbuka," ujarnya.
BISNIS.COM