Toyota Akui Tak Ikuti Proses Sertifikasi Kendaraan dengan Benar
Reporter: Dicky Kurniawan
Editor: Rafif Rahedian
Selasa, 4 Juni 2024 14:00 WIB
Aktivitas perakitan mobil Hyundai di PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia, Sukamukti, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 11 Juli 2023. PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia saat ini meningkatkan produksinya empat kali lipat dibandingkan tahun lalu. Presiden kantor pusat ASEAN Hyundai Motor Young Tack Lee, mengatakan pabrik Hyundai di Indonesia hanya memproduksi 250 unit mobil listrik per bulan tahun lalu. Ini karena semikonduktor terbatas. TEMPO/Tony Hartawan
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Toyota Motor Corporation mengakui bahwa mereka secara tidak benar memperoleh sertifikasi kendaraan untuk tujuh model mobilnya. Pabrikan mobil Jepang ini melakukan uji keselamatan dengan cara yang tidak ditentukan oleh pemerintah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masalah ini terungkap setelah kementerian di Jepang menginstruksikan 85 produsen mobil dan pemasok suku cadang untuk menyelidiki apakah sertifikasi telah diperoleh dengan benar, menyusul serangkaian skandal di perusahaan grup Toyota. Kementerian akan melakukan inspeksi di lokasi kantor produsen mobil dan mempertimbangkan untuk mengambil tindakan administratif.

"Kami memproduksi dan menjual mobil secara massal tanpa mengikuti proses sertifikasi yang benar. Pelanggaran ini mengguncang fondasi sistem sertifikasi dan itulah yang tidak seharusnya dilakukan oleh para pembuat mobil, apa pun yang terjadi. Kami meminta maaf sebagai grup Toyota," kata Chairman Toyota Akio Toyoda, dikutip dari laman Kyodo News hari ini, Selasa, 4 Juni 2024.

Dari tujuh model yang terlibat dalam skandal sertifikasi ini, tiga model di antaranya masih dalam produksi, yakni Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross. Sementara sisanya, Toyota mengklaim sudah dihentikan produksinya.

Pelanggaran serupa juga dilaporkan ke Kementerian Perhubungan oleh Honda Motor Co., Mazda Motor Corp., Suzuki Motor Corp., dan Yamaha Motor Co.

Toyota telah diinstruksikan oleh kementerian untuk menghentikan pengiriman model yang terdampak. Begitu pula Mazda, yang mengalami kejanggalan pada dua model mobil dan Yamaha yang mengalami kejanggalan pada satu kelas sepeda motornya.

Sekitar 1,7 juta mobil terkena dampak pelanggaran yang dilakukan Toyota. Sementara, Mazda dan Yamaha masing-masing melihat adanya penyimpangan pada sekitar 150.000 dan 7.000 kendaraannya.

Honda dan Suzuki melaporkan masing-masing sekitar 4,35 jta dan 26.000 kendaraan, meskipun keduanya mengatakan hanya model yang dihentikan yang terkena dampaknya.

Dalam skandal ini, Toyota dilaporkan menyerahkan data yang salah dan menyurangi data mesin dalam pengujian, sementara Mazda sengaja menulis ulang perangkat lunak pengontrol mesin. Suzuki, Honda, dan Yamaha melaporkan hasil tes yang dipalsukan dan beberapa kesalahan lainnya.

Dari 85 perusahaan yang disurvei, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang menerima tanggapan dari sekitar 70 perusahaan pada akhir Mei 2024. Tidak ada pelanggaran lain yang ditemukan selain yang dilaporkan kelima perusahaan tersebut, namun kementerian mengharapkan perusahaan-perusahaan lainnya segera menyerahkan laporan mereka.

Toyoda mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan internal dan memastikan semua kendaraan yang terlibat aman untuk dikendarai.

Pilihan Editor: Sempat Kecelakaan dan Ban Depan Bermasalah, Mario Aji Raih Poin di Moto2 Italia

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi