Anak-anak Ternyata Salah Menilai Kecepatan Mobil
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Rabu, 23 Maret 2011 19:56 WIB
Anak-anak kerap salah dalam menilai kecepatan kendaraan. (autoevolution.com)
Iklan
Iklan
TEMPO Interaktif, London - Pembatasan kecepatan di wilayah pemukiman dan sekolah sepertinya perlu jadi pertimbangan di Indonesia. Penelitian Royal Holloway College dari Universitas London, Inggris, menemukan jika anak-anak seringkali salah dalam menilai kecepatan kendaraan yang tengah mendekat.

Laman autoevolution.com melansir hasil penelitian ini. Disebutkan para peneliti Universitas London melakukan pengujian terhadap 100 murid, berusia antara 6 sampai 11 tahun. Hasilnya, sebagian besar sulit menilai kecepatan kendaraan yang tengah melaju kearahnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketajaman persepsi anak-anak ternyata tidak dapat diandalkan saat kecepatan kendaraan mendekati di atas 20 mph (sekitar 32 km/jam) dan menilai mobil lima detik lebih lambat dari sebenarnya. "Untuk orang dewasa, kecepatan yang dapat diterjemahkan dengan benar adalah sekitar 50 mph (atau 80 km/jam)," tulis laman tersebut.

John Wann, profesor Departemen Psikologi di Royal Holloway mengatakan hal ini terjadi bukan karena anak-anak memiliki masalah dalam memfokuskan perhatian. Melainkan hasil dari rendahnya mekanisme deteksi visual mereka.

"Bahkan ketika anak-anak memberikan perhatian berskala tinggipun mereka gagal mendeteksi kendaraan yang secara cepat mendekati," kata Wann pada laman rhul.ac.uk seperti dikutip autoevolution.com.

Wann mengatakan temuan ini memberikan bukti kuat bahwa anak-anak dapat membuat keputusan berisiko ketika menilai kendaraan yang melaju 30 atau 40 mph. "Perjalanan sejauh 1 mil dengan kecepatan 20-30 mph hanya akan menambah jarak tempuh sekitar 60 detik. Tapi bisa menyelamatkan kehidupan seorang anak," katanya.

Penelitian yang dirilis awal minggu ini adalah bagian dari Economical and Sosial Research Council (ESRC) yang ditujukan untuk menemukan fakta dibalik kecelakaan para pejalan kaki.

RAJU FEBRIAN

 

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi