Kemenko Marves Dukung Produksi Baterai LFP dan NMC di Indonesia
Reporter: Antara
Editor: Rafif Rahedian
Kamis, 29 Februari 2024 07:00 WIB
Blade Battery pada sebuah model mobil listrik dipamerkan di kantor pusat BYD di Shenzhen, Cina, Rabu, 20 Desember 2023. TEMPO/Wawan Priyanto
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mendukung produksi baterai LFP (lithium ferro phosphate) dan nickel manganese cobalt (NMC) secara lokal di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin. Dirinya mengatakan bahwa kedua jenis baterai kendaraan listrik itu sama-sama bisa memberikan keuntungan bagi negara ini.

"Kami juga dorong mau baterainya LFP atau NMC, silahkan yang penting dibikin di Indonesia nanti. Karena kita punya nikel, gakpapa kita bagi sama orang, tapi kita dapat hilirisasinya di sini," kata dia seperti dikutip Gooto.com dari Antara hari ini, Kamis, 29 Februari 2024.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa Indonesia saat ini memiliki 25 persen cadangan nikel dunia, namun hanya mendapatkan 2 persen dari total pasar kendaraan listrik global. Sehingga menurutnya, produksi kedua jenis baterai itu diperlukan supaya para produsen tidak beralih ke teknologi lain.

"Jadi mau ga mau sebagian mungkin dari sini akan keluar ke tempat lain. Karena kita paksa gitu, dia akan bikin LFP. Dia akan bikin teknologi baru, malah nikel kita enggak laku," ucap Rachmat Kaimuddin.

Selain itu, ia menilai dengan produksi kedua baterai tersebut bisa memberikan keuntungan bagi perekonomian Indonesia, karena kedua bahan baku baterai LFP dan NMC dapat diperoleh di tanah air. Baterai LFP sendiri berbahan baku besi, sedangkan NMC diproduksi dengan bahan dasar nikel.

"Kalau LFP, dia materialnya lebih banyak tersedia di mana-mana, besi itu lebih common daripada nikel," ucap dia.

Sementara itu, menurut peneliti senior International Council on Clean Transportation (ICCT) Georg Bieker mengatakan bahwa perkiraan usia kendaraan listrik (EV) antara 18 sampai 20 tahun. Sedangkan, lanjut dia, usia pakai baterai berkisar 3.000 sampai 5.000 kali pengisian daya.

Pilihan Editor: Ford Indonesia Bukukan Penjualan Mobil 300 Unit, Everest Paling Laku

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi