Lima Penyebab Utama Kecelakaan Mobil di Jalan  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Jumat, 22 Juli 2011 08:59 WIB
autoevolution.com
Iklan
Iklan

TEMPO Interaktif, Kecelakaan di jalan raya hingga saat ini masih kerap terjadi. Bahkan, angka kecelakaan tetap tinggi kendati rambu-rambu dan sistem pengaturan lalu lintas telah ditingkatkan sekalipun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti dilansir sixwise.com, Jumat, 22 Juli 2011 menunjukkan saban tahun tak kurang dari 1,2 juta jiwa melayang di jalan raya akibat kecelakaan. Bahkan, lembaga itu memperkirakan, pada 2020 nanti jumlah kecelakaan akan mengalami peningkatan hingga 65 persen.

Hal itu seiring dengan semakin penuh sesaknya jalan raya. Oleh karena itu, memberikan pemahaman terhadap semua orang tentang perilaku berkendara yang aman menjadi hal yang wajib dilakukan.

“Ancaman keselamatan dalam mengemudi di jalan raya sejatinya berasal dari diri sendiri,” demikian bunyi pernyataan tim peneliti dari Lembaga Keselamatan Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat.

Oleh karena itu, memperhatikan akar penyebab terjadinya kecelakaan merupakan langkah paling bijak. Lantas apa saja penyebab tersebut? Berikut hasil penelitian NHTSA:

1. Konsentrasi terganggu karena menelepon, membaca, mengetik SMSHasil penelitian yang dilakukan oleh NHTSA, American Automobile Association, serta Virginia Commonwealth University menunjukkan hasil yang sama. Sebanyak 25–50 persen kecelakaan dikarenakan terganggunya konsentrasi pengemudi.

Mereka yang mengalami celaka pada umumnya menelepon sembari mengemudi, mengetik pesan singkat di telepon seluler, membaca dokumen, membaca papan reklame di jalan, serta melamun. Memutar radio, mengatur peranti pemutar cakram padat, juga turut memberi sumbangan terhadap kejadian kecelakaan.

2. Kelelahan dan mengantukTubuh yang lelah akan menyebabkan terganggunya saraf sensorik dan motorik. Akibatnya, konsentrasi dan kemampuan analitis saat menghadapi kondisi jalan maupun kemampuan reflek berkurang.

Selain itu, tubuh yang lelah biasanya juga diikuti rasa kantuk yang besar. Meskipun sebagai sesuatu yang wajar, mengantuk sangat membahayakan saat mengemudi. Pasalnya, kondisi itu berpotensi mengurangi tingkat kesadaran, kecermatan, serta kemampuan analisa seseorang. Begitu pun dengan gerak reflek.

3. Pengemudi mabuk atau minum obatPenyebab lain yang juga memberikan sumbangan terbesar terjadinya kecelakaan adalah pengemudi yang menenggak alkohol. Bahkan, penelitian NHTSA menunjukkan sepanjang 2010 lalu, dari total jumlah kecelakaan, 30 persen di antaranya disebabkan oleh pengemudi yang mabuk.

Penyebab ini merupakan kedua terbesar setelah mengemudi sembari menelepon. Hilangnya kesadaran, kemampuan reflek, serta analisa seseorang merupakan beberapa hal yang disebabkan oleh minuman beralkohol.

Hilangnya konsentrasi karena mengantuk juga bisa disebabkan oleh reaksi dari zat-zat kimia yang terkandung dalam obat-obatan. Meski obat tersebut direkomendasi oleh dokter atau diizinkan oleh  lembaga berwenang, sebaiknya tidak mengkonsumsi obat sebelum mengemudi.

4. Terburu-buruFaktor lain yang dapat memicu kecelakaan adalah mengemudi dengan terburu-buru atau tergesa-gesa. Pasalnya, dengan perasaan yang tertekan karena memburu waktu, orang kerap mengabaikan kondisi lalu lintas maupun rambu-rambu yang ada.

Perasaan yang tertekan itu pula yang menyebabkan orang tidak fokus atau konsentrasi. Mereka cenderung mengemudikan mobil dengan cara agresif, memacu mobil dengan kecepatan tinggi, mendahului kendaraan lain dengan cara yang tidak semestinya, tidak menjaga jarak aman dengan kendaraan lain.

Bahkan, tidak jarang menyerobot jalur kendaraan lain atau melawan arus. Kendaraan jarak yang atau lintasan jalan yang dilanggar relatif pendek atau dekat, namun melawan arus sangat berisiko.

Sebab, meski kita bisa mengendalikan mobil dengan reflek yang cepat, namun tidak demikian dengan orang lain. Orang yang berada pada kaidah dan jalur yang benar saat mengemudi cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

5. CuacaMeski mobil kita telah dilengkapi peranti canggih dan kita mengemudi dengan cara yang baik dan benar, namun bila tiba-tiba cuaca mengalami perubahan mendadak akan menyulitkan kita menyesuaikan diri. NHTSA menyebut, faktor cuaca memberikan sumbangan 7–8 persen terhadap kejadian kecelakaan.

Meski relatif kecil, namun hal itu perlu diwaspadai. Pasalnya, di jalan raya, terutama di jalan bebas hambatan, kita bisa saja menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.

Namun, pengguna jalan lainnya belum tentu demikian. Oleh karena itu, bila Anda menghadapi kondisi seperti itu sebaiknya beristirahat sejenak dan menunggu kondisi membaik.

ARIF ARIANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi