
PT Hyundai Mobil Indonesia akan meluncurkan city car terbarunya Hyundai i10 di Senayan City, Jakarta, 5 Maret mendatang. (TEMPO/Raju Febrian)
Tipe i10 sebelumnya bermesin 1.100 cc empat silinder segaris. Sesuai dengan namanya versi facelift, tampilan mobil yang disebut sebagai pengganti Hyundai ATOZ itu juga mengalami perubahan. “Namun perubahannya sedikit, meskipun lebih stylish,” ujar Tony Whitehorn, Direktur Utama Hyundai Motor Inggris.
Tony optimistis penjualan produk asal Korea Selatan itu bakal meningkat. Pasalnya, selama krisis keuangan global menerpa seluruh bagian dunia, penjualan Hyundai justru meningkat.
“Kami diuntungkan oleh krisis. Karena itu, pada tahun depan kami berusaha untuk mempertahankannya,” tandas dia tanpa menyebut kenaikan penjualan yang dimaksud.
Tony juga tidak menyinggung ihwal harga yang dipatok untuk Hyundai i10 versi facelift tersebut. Namun, generasi i10 sebelumnya yang ada di pasar Indonesia dibanderol Rp 121 - Rp 153,5 juta.
Akankah versi facelift ini masuk ke Indonesia? “Ya mungkin saja kalau memang demand kuat. Soal kapan ya kita lihat saja nanti,” ujar sumber di Hyundai Motor Indonesia .
Lantas bagaimana prospek mobil Hyundai ini? Menurut Abiyoga Nusyanpratama, pengamat pemasaran otomotif, merek asal Korea saat ini menjadi alternatif bagi masyarakat Indonesia .
“Pencitraan brand produk Korea mulai menunjukkan hasil yang terus menguat. Bukan hanya produk gadget, tetapi juga otomotif,” papar dia saat dihubungi Tempo, di Jakarta, Senin (16/11).
Terlebih, sebut Abi, komunikasi citra merek otomotif Negeri Ginseng itu juga terus meningkat intensitasnya di Indonesia. Misalnya, melalui pemberitaan tentang keterlibatan mobil Hyundai di berbagai ajang adu balap mobil, penjualan, serta penetrasi penjualan di berbagai negara termasuk Eropa dan Amerika.
“Dan masyarakat kita, termasuk negara Asia lainnya, akan dengan serta merta percaya ke suatu produk bila produk yang bersangkutan telah beredar dan digunakan di negara maju. Itu karakter konsumen Asia terutama Indonesia ,” tutur Abi.
Hanya memang, lanjut dia, Hyundai juga harus menambah kualitas layanan purnajual termasuk tempat penjualan suku cadang, showroom, serta bengkel di daerah-daerah terutama kota besar.
“Karena yang namanya kekuatan brand itu tidak hanya pada kualitas produk semata, tetapi juga pada pelayanan purna jual,” tandas Abiyoga.
Kekuatan layanan itulah yang dimiliki produk Jepang seperti Toyota. Dengan bersinergi dengan mitra lokal Indonesia, pabrikan Jepang membangun titik penjualan suku cadang, penjualan mobil, hingga bengkel. Walhasil, kekuatan merek produk Jepang benar-benar tak tertandingi karena telah melekat kuat di benak masyarakat Indonesia .
“Padahal itu lebih banyak pada kekuatan jaringan. Sedangkan, secara teknologi Hyundai belum tentu kalah, orang pusat desain mobil ini juga ada di Eropa,” tandas Abiyoga.
ARIF ARIANTO