Begini Kinerja Self Driving, Amankah bagi Penumpang?
Reporter: Gooto.com
Editor: Atalla Suwarmo Soefeno
Rabu, 15 Mei 2019 13:24 WIB
Ilustrasi foto driving.(www.pbs.org)
Iklan
Iklan

GOOTO.COM, Jakarta -Beberapa produsen kendaraan telah menerapkan teknologi Self Driving, dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kelelahan berkendara, serta mengoptimalkan keamanan dan kenyamanan mengendarai mobil Anda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca Juga: Mobil Listrik Tesla Kembali Terbakar di Hong Kong

Cara perangkat tersebut bekerja dengan menggunakan finder laser yang terpasang di atap mobil. Finder Laser dengan 64 sinar ini dapat menghasilkan peta 3D rinci pada lingkungan tersebut.

Mobil itu sendiri menggunakan sebuah pengukuran laser dengan resolusi tinggi peta dunia, yang berfungsi untuk menghasilkan berbagai jenis model data agar self driving tersebut dapat bekerja. Sistem laser dan peta 3D ini juga berperan untuk menghindari kemacetan, rintangan dan mematuhi undang-undang lalu lintas di jalan.

Sistem tersebut terkoneksikan melalui sensor lain di mobil, yaitu empat radar laser sensor dipasang di bumper depan dan belakang. Pada sensor bagian depan aktif untuk memantau jarak mobil terhadap kendaraan di depannya, dengan memonitor situasi arus lalu lintas di sekitarnya.

Kamera yang diletakkkan pada bagian rear view camera berfungsi untuk mendeteksi lampu lalu lintas, serta sensor pada bagian tersebut yang juga terkoneksikan ke GPS dan intertial measurement (pengukur jarak) unit untuk menentukan lokasi dan melacak posisi kendaraannya.

Baca Juga: Alasan Istirahat di Mobil Tak Boleh Menutup Rapat Jendela

Teknologi Self Driving ini juga dinilai lebih efisien dibandingkan jika semuanya dikendalikan langsung dari tangan manusia. Sistem yang lebih konsisten ini diklaim dapat lebih mengontrol pedal gas dengan tepat, bertolak belakang dengan manusia menyetir yang menginjak gasnya tidak teratur.

Sebagai contoh, telah dilakukan dua hasil coba riset teknologi self driving tersebut dengan metode yang berbeda, tetapi mengarah ke tujuan yang sama. Telah dilakukan riset self driving oleh google dengan menggunakan sistem yang di tanam di dalam kendaraan itu sendiri. Metode yang diuji coba oleh google ini dinilai lebih praktis, tetapi dibutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Untuk menekan biaya, Volvo melakukan riset Self driving ini dengan sistem magnet berbeda dengan google. Volvo menanam magnet di jalan, dengan ruas panjang jalan uji coba sepanjang 100 meter. Di jalan tersebut Volvo melalukan uji coba driving tersebut dengan mobil S 60 pada kecepatan 144 kph. Sepanjang jalan tersebut di tanam secara berjajar dengan magnet neodynium (20mm x 10 mm) dan magnet ferit (30 mm x 5 mm) di baris bawah tepi dan tengah jalan.

Hasil dari riset tersebut, para insinyur Volvo telah menghitung kebutuhan magnet yang diperlukan setidaknya 400 sampel magnetik per detik untuk tetap berada di jalan yang lurus dan sempit. Bahkan sistem self driving yang dirancang ini dapat mendeteksi saat ada pejalan kaki menyebrang, karena secara otomatis melalui fitur canggih ini, mobil akan berhenti kepada jalan kaki dan juga pada persimpangan yang ada mobil melewat, sistem ini akan memberhentikan mobil ini.   

Baca Juga: Pasar Mobil Bekas: Toyota Calya Kini Kalahkan Avanza dan Xenia

Sistem tersebut tidak dapat digunakan secara maksimal pada saat tanda – tanda di jalan tidak jelas, yang dapat membingungkan cara fitur self driving ini bekerja. Pada kondisi tersebut, sistem tersebut lebih baik di nonaktifkan jika memungkinkan, demi keamanan dan kenyamanan berkendara.

Teknologi self driving ini juga tidak dapat bekerja, saat terjadi masalah dengan sistem elektronik di sistem tersebut atau yang berhubungan dengan alur kelistrikan di mobil Anda. Bahkan pada kondisi cuaca yang sangat buruk, teknologi self driving ini tidak dapat bekerja secara maksimal.  

Kendala dalam memasarkan teknologi self driving ini, adalah menyakinkan pengemudinya bahwa teknologi ini sangat aman untuk digunakan. Pengemudi tidak perlu takut dengan teknologi yang transformative ini atau tidak nyaman dengan pengunaannya, karena operator akan tetap dijalankan pada kemudi mobil pada kendaraan yang didesain dengan fitur self driving ini, dan teknologi ini tetap membutuhkan pengemudi asli yaitu manusia. 

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi